Jumat, 28 Oktober 2011

Mental "kehajar" part 1

Ada part 1, pastinya ada part selanjutnya.


Benar kata orang bijak:
"Musuh terberat adalah diri sendiri"
Sejauh ini, saya sangat menyadari kelemahan-kelemahan daripada kelebihan. Bisa dibilang saya termasuk introvert yang rendah diri. But somehow, orang melihat saya justru kebalikannya.

Ada saatnya saya menjadi sangat tenang, confident, penuh semangat dan smart. Tapi, lebih sering menjadi panik, ga pede, hilang semangat dan feel so stupid. Saya lebih suka menghindar daripada menghadapi apapun.

Diantara jutaan kelemahan saya, ada satu yang paling mengganggu yaitu konsistensi. Seperti yang saya katakan tadi, saya lagi merasa panik, ga pede, hilang semangat dan feel so stupid untuk mengungkapkan kelemahan di blog. Konsistensi ini benar-benar sedang diuji. Terutama di dalam bisnis.


Kashva baru saja lahir, ibaratnya bayi, Kashva masih merah, belum puput puser, masih kecil, masih bayi, masih berumur 3 minggu. Mental dan perasaanku sudah berkecamuk. Ego, Gengsi, malu dan keangkuhan benar-benar mendominasi. 


Jika Bisnis memang suatu perjalanan pencarian jati diri. Ya, ini baru permulaan. Suamiku sering sekali khawatir jika  saya mengalami "mental kehajar". Dia khawatir kalau saya akan merasa down, sedih dan menangis. Toh, jika saya merasa seperti itu, tidak banyak yang bisa saya minta dari orang terdekat saya selain "tetap berada disamping saya". Waktu dan keberanian yang akan membantu saya menyelesaikan kelemahan-kelemahan dan masalah saya.


Konsistensi menjalankan bisnis, untuk menawarkan produk, bertahan dan terus positif, tetap tenang, dan enjoy mengerjakan bisnis ini.. Cobaan ini, baru berasal dari dalam diri sendiri, masih level pemula. 


Saya rasa siapapun yang terjun kekuadran kanan, menjadi pebisnis baik itu bisnis barang dan jasa atau networking pasti merasakan hal ini. Melawan diri sendiri untuk tetap konsisten, tetap semangat, tetap maju, tetap positif dan yakin dapat meraih mimpi-mimpi.


Jadi teringat dengan cara sebuah bisnis networking bekerja, mereka membuat dreambook untuk memacu semangat mereka. Saya harus membuat dreambook juga sepertinya untuk dijadikan senjata dan semangat untuk terus maju. 


Ikuti prinsip Kaizen:
"Ambil yang baik-baik, buang yang buruk"
Banyak hal yang bisa diambil dari orang-orang atau bisnis siapapun, tapi ingat ambil bagian yang baiknya saja. Jika saya bisa melalui hal ini, saya akan naik level dan pasti akan bagus untuk diri saya secara pribadi. 


Melawan diri sendiri, justru bukan hanya dengan kesabaran tapi keberanian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar