aku mungkin sangat lelah "diatur". dari kecil bahkan sampai menikah dan sebesar ini, hidupku didikte dan diatur. Akibat dari aturan tersebut adalah aku merasa ga bahagia dengan hidupku, seringkali aku dicap tidak bersyukur, tapi bukan itu masalahnya, ini hidupku tapi aku merasa tidak memilikinya.
Maka dari itu, kadang aku tidak terlalu mengatur anak, dia kuberi kebebasan berpendapat, memilih dan terima konsekwensinya. Hanya hal-hal yang menurutku wajib dilakukan, yang akan kuarahkan ke anak, seperti waktu-waktu mandi, makan, belajar, maen, dsb.
Apa jadinya bahkan jika perasaan saja harus diatur, arah hidup, apa yang harus dilakukan dsb harus diatur?? sangat menyedihkan. Mungkin inilah kenapa aku merasa harus berontak dan menentang apapun pendapat yang "terdengar" seperti "MEMAKSAKAN" pendapat dia kepadaku. Ada semacam sirine/alarm kalau ada yang begitu kepadaku. Rasanya kesal dan marah sekali.
Inilah aku sekarang, ingin melakukan apa yang aku suka, dan aku enjoy dengan pilihanku. meskipun, pilihan aatau pendapat orang lain mungkin baik untukku, aku hanya ingin didikte atau dikomentari oleh orang yang TIDAK PUNYA DOSA didunia ini. Jikalau, aku ingin melakukan sesuatu untuk kebaikkanku, itu karena memang aku menginginkannya.
Aku egois? baru kali ini aku bisa seegois ini.. dan ak mulai menikmatinya.
Aku cuek? baru kali ini aku bisa secuek ini.. dan aku mulai menikmatinya.
Aku sombong? hmmm... sometimes kita harus sombong supaya ga diinjek mlulu.
aku adalah salah satu contoh orang yang slalu didikte dan diarahkan hidupnya, dengan alasan demi kabikanku sendiri. Justru paksaan-paksaan itulah yang membuatku tidak berkembang dan stuck mengasihani diri sendiri..
i do what i like and like what i do
Cerita tentang Perjalanan Pencarian jati Diri, Perjalanan Spiritual dan Perjalanan Bisnis
Senin, 19 Desember 2011
Minggu, 18 Desember 2011
komentator
Sangat manusiawi.....!!!! sudah hal yang biasa dan lumrah terjadi, bukan cuma ada di pertandingan sepakbola. Tapi komentator ada disetiap sendi kehidupan kita. Jadi, biasakanlah itu.. Setiap manusia memiliki isi kepala dengan pendapat yang berbeda. Biasanya mereka memiliki kepercayaan terhadap idealisme atau pengalaman mereka masing-masing. Jadi, biasakanlah... Biasanya isi komentar tidak enak didengar dan membuat si penerima komentar menjadi stres dan terganggu. Saya punya sebutan untuk komentator hidup orang lain, yaitu "si-nyinyir". Komentator ini seperti siklus hidup yang harus kita alami, berulang-ulang dengan isi yang hampir sama.
Komentator bisa dilihat dari bobot pembicaraan yang sedang dikometari. Komentator kom por, mari kita sebut dengan "Si-nyinyir", akan lebih mendominasi komentar perihal cara berpakaian, cara jalan, atau hal-hal non prinsipil lainnya. Si-nyinyir suka sekali ikut campur urrusan orang lain, sok mendikte dan sok perfect... padahal orang seperti ini is nothing!
Saya memang aga emosi dengan komentator nyinyir ini. hhhhh... g usah didengeriiiin, omongan sampah dari pikiran si-nyinyiir..
Saya memang aga emosi dengan komentator nyinyir ini. hhhhh... g usah didengeriiiin, omongan sampah dari pikiran si-nyinyiir..
Senin, 12 Desember 2011
Good Luck, My Way
Pertemuan dengan teman dan sahabat semasa SD pasti tidak akan sama dengan masa SMP, SMA, S1, Apoteker, S2 bahkan orang-orang baru yang kenal setelah berumah tangga. Mereka memiliki point of view yang saling berbeda, tiap orang berbeda, biasanya tergantung dari memory terakhir mereka tentang seseorang. Semakin mereka update tentang perubahan seseorang, point of view mereka pun ikut berubah. Kecuali, orang yang tetep keukeuh memandang kita seperti dulu.. hey... everybody is changing, dude!!
Biasanya, kita akan merasa terkaget-kaget dengan penilaian mereka tentang kita. Dalam kasus ini, saya sudah beberapa kali bertemu dengan teman sekaligus sahabat saya semasa saya masih SD, SMP, SMA, S1, dan S2. Berdasarkan hal itulah, saya mengamati dan menyimpulkan kalau ternyata mereka punya penilaian sesuai memory mereka tentang kita. Awalnya, sangat shocking me!!! hahaha... lama-lama jadi terbiasa. Bisa dibilang, saya adalah orang yang cepat berubah. Apalagi, kondisi dan pengalaman menuntut saya untuk selalu beradaptasi dengan cepat.
Siapapun akan merasakan hal ini. Padahal tanpa disadari, kalau setiap orang pasti akan berubah. Saya selalu berusaha semaksimal mungkin supaya tidak terkotakkan dengan penilaian saya terhadap seseorang yang saya kenal dimasa lalu. Lawong, saya saja banyak berubah, apalagi orang lain. Mungkin saja terasa lucu, mengingat-ingat dan hidup dimasa lalu....
Saat saya memutuskan untuk memilih jalur hidup seperti ini (quadran kanan.red), saya sadar banyak pihak yang kecewa. Mungkin mereka memiliki frame dan pandangan "yang terbaik" versi mereka untuk saya. Saya sadar kalau sebenarnya orang-orang tersebut sayang dan peduli dengan saya. Diawalnya, saya sangat sedih dan down kalau ada sahabat atau keluarga yang intervir hidup saya. Lama-lama saya punya formulannya, sehingga sekarang jadi lebih cepat bangkit dari perasaan negatif akibat persepsi orang lain terhadap saya.
Bayangkan, kalau ada orang yang berkata kepada Anda:
"lulusan S2 ko cuma jadi ibu rumah tangga ngurus anak dan suami"
"Aku kecewa sama kamu,.. Aku saja yang bodoh bisa dapat kerja, jabatan dan penghasilan... Aku yakin kalau kamu kerja, pasti jauh jauh jauuuuh lebih baik daripada Aku. Kamu adalah idolaku, seharusnya kamu bisa kerja di perusahaan multinasional."
Orang memang macam-macam, dan tidak pernah bisa bersyukur dan puas dengan kondisi yang dimiliki. Mau bukti?
coba ingat, semasa kita sekolah/kuliah.. saat kita selalu sibuk dengan rutinitas pelajaran, kita mengeluh dan berharap ingin libur. Tapi setelah diberikan waktu libur selama seminggu, kita juga mengeluh bosan dan kangen teman-teman, ingin segera cepat- cepat bersekolah/kuliah.
atau
Orang yang belum menikah, berdoa dan berharap ingin menikah. Berangan-angan dan berkhayal tentang bagaimana kehidupan setelah menikah. Padahal kehidupannya sekarang begitu bebas dan tidak terikat siapapun. Tanggung jawabnya hanya sekedar kepada diri sendiri, orangtua dan Tuhannya. Begitu inginnya, menikah sampai tidak bahagia menjadi diri sendiri. Tapi, ketika sudah menikah dan menjalani kehidupan pernikahan. Kebebasannya terenggut. Hidupnya terkunci hanya untuk keluarga, pasangan dan anak. Pikirannya hanya terfokus didunia kecilnya. Sampai merasakan kebosanan akut dan selalu ingin lari dari rutinitas. Setiap hari, mengeluh bosan dan capek dengan dunia kecilnya.
atau
Seorang ibu/bapak yang bekerja dengan tingkat kesibukan luar biasa, merasa sedih karena tidak bisa memiliki waktu yang lebih untuk keluarganya. Orang ini sangat ingin lepas dari rutinitas pekerjaan yang membelitnya, yang membuatnya tidak berkutik dan terikat dengan waktu. Orang ini begitu ingin sampai berdoa supaya dia bisa memiliki banyak waktu dengan keluarganya, melihat perkembangan anak dan sebagainya. Tapi, setelah dia keluar dari pekerjaan yang menyita waktunya, dan impiannya tercapai untuk lebih mengabdi kepada keluarganya dan memiliki banyak waktu untuk memperhatikan perkembangan anaknya. Orang ini lalu mengeluh kalau bosan, tidak ada kerjaan lain, tidak punya penghasilan dan sebagainya.
Hidup ini adalah pilihan. Saat ini, saya memilih untuk lebih terfokus dengan mendampingi suami dan menyaksikan perkembangan anak. Saya menikmatinya. Tak apa saya tak berpenghasilan atau tidak sesibuk teman-teman seprofesi saya. Teman, keluarga dan orang-orang sok tau yang baru mengenalku, ada yang mencibir, merasa kecewa, atau sok-sok-an berkomentar tentang hidup saya. Well,, itulah yang menjadi alasan saya tidak suka intervensi dan intensitas dalam pertemanan. Saya punya banyak teman yang sayang kepada saya, tapi saya selalu menjaga intensitas dan berusaha tidak saling intervir kehidupan masing-masing. Tetapi, saling menghormati dan menghargai.
Saya rasa, setiap orang pasti tidak suka diikutcampuri, diintervir, dan didikte untuk segala masalahnya, akhirnya, saya pun belajar kalau jika saya merasa hidup orang lain tidak pas dengan persepsi saya atau frame saya, daripada saya mendikte, mencibir atau memaksa orang lain untuk melakukan saran-saran terbaik saya untuknya, saya lebih memilih untuk mendoakan orang tersebut.
Siapapun, sudah memilih jalannya masing-masing. Sudah dipikirkan resiko dan konsekwensinya. Orang lain hanya bisa menghormati dan mendoakan yang terbaik untuk hidupnya. Jangan banyak tanya, "kenapa?", atau mendebat apapun... karena itu tidak akan merubah apapun, malah akan membuat kesal dan merasa tidak dihargai. Ini tentang belajar bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang. Menikmatinya. Menghargainya. Menghormatinya.
Seperti kata Om Mario Teguh, dalam status nya:
Orang Muda harus jatuh cinta, sejatuh-jatuh-nya. Patah hati sepatah-patahnya. Tertawa, marah, sedih, rajin dan malas semalas-malasnya (saya suka bagian malasnya, hehehe..). Tetapi, engkau harus segera bangkit, mendewasa, berdiri gagah, dengan bekas-bekas luka yang indah di wajah dan dadamu, dan dengan anggun dan berwibawa katakan,..
"Dengan kewenanangan yang diberikan Tuhan kepadaku, dengarlah ini... AKULAH PENENTU KEBESARAN HIDUPKU SENDIRI."
Biasanya, kita akan merasa terkaget-kaget dengan penilaian mereka tentang kita. Dalam kasus ini, saya sudah beberapa kali bertemu dengan teman sekaligus sahabat saya semasa saya masih SD, SMP, SMA, S1, dan S2. Berdasarkan hal itulah, saya mengamati dan menyimpulkan kalau ternyata mereka punya penilaian sesuai memory mereka tentang kita. Awalnya, sangat shocking me!!! hahaha... lama-lama jadi terbiasa. Bisa dibilang, saya adalah orang yang cepat berubah. Apalagi, kondisi dan pengalaman menuntut saya untuk selalu beradaptasi dengan cepat.
Siapapun akan merasakan hal ini. Padahal tanpa disadari, kalau setiap orang pasti akan berubah. Saya selalu berusaha semaksimal mungkin supaya tidak terkotakkan dengan penilaian saya terhadap seseorang yang saya kenal dimasa lalu. Lawong, saya saja banyak berubah, apalagi orang lain. Mungkin saja terasa lucu, mengingat-ingat dan hidup dimasa lalu....
Saat saya memutuskan untuk memilih jalur hidup seperti ini (quadran kanan.red), saya sadar banyak pihak yang kecewa. Mungkin mereka memiliki frame dan pandangan "yang terbaik" versi mereka untuk saya. Saya sadar kalau sebenarnya orang-orang tersebut sayang dan peduli dengan saya. Diawalnya, saya sangat sedih dan down kalau ada sahabat atau keluarga yang intervir hidup saya. Lama-lama saya punya formulannya, sehingga sekarang jadi lebih cepat bangkit dari perasaan negatif akibat persepsi orang lain terhadap saya.
Bayangkan, kalau ada orang yang berkata kepada Anda:
"lulusan S2 ko cuma jadi ibu rumah tangga ngurus anak dan suami"
atau
dan lain sebagainya...
Orang memang macam-macam, dan tidak pernah bisa bersyukur dan puas dengan kondisi yang dimiliki. Mau bukti?
coba ingat, semasa kita sekolah/kuliah.. saat kita selalu sibuk dengan rutinitas pelajaran, kita mengeluh dan berharap ingin libur. Tapi setelah diberikan waktu libur selama seminggu, kita juga mengeluh bosan dan kangen teman-teman, ingin segera cepat- cepat bersekolah/kuliah.
atau
Orang yang belum menikah, berdoa dan berharap ingin menikah. Berangan-angan dan berkhayal tentang bagaimana kehidupan setelah menikah. Padahal kehidupannya sekarang begitu bebas dan tidak terikat siapapun. Tanggung jawabnya hanya sekedar kepada diri sendiri, orangtua dan Tuhannya. Begitu inginnya, menikah sampai tidak bahagia menjadi diri sendiri. Tapi, ketika sudah menikah dan menjalani kehidupan pernikahan. Kebebasannya terenggut. Hidupnya terkunci hanya untuk keluarga, pasangan dan anak. Pikirannya hanya terfokus didunia kecilnya. Sampai merasakan kebosanan akut dan selalu ingin lari dari rutinitas. Setiap hari, mengeluh bosan dan capek dengan dunia kecilnya.
atau
Seorang ibu/bapak yang bekerja dengan tingkat kesibukan luar biasa, merasa sedih karena tidak bisa memiliki waktu yang lebih untuk keluarganya. Orang ini sangat ingin lepas dari rutinitas pekerjaan yang membelitnya, yang membuatnya tidak berkutik dan terikat dengan waktu. Orang ini begitu ingin sampai berdoa supaya dia bisa memiliki banyak waktu dengan keluarganya, melihat perkembangan anak dan sebagainya. Tapi, setelah dia keluar dari pekerjaan yang menyita waktunya, dan impiannya tercapai untuk lebih mengabdi kepada keluarganya dan memiliki banyak waktu untuk memperhatikan perkembangan anaknya. Orang ini lalu mengeluh kalau bosan, tidak ada kerjaan lain, tidak punya penghasilan dan sebagainya.
Hidup ini adalah pilihan. Saat ini, saya memilih untuk lebih terfokus dengan mendampingi suami dan menyaksikan perkembangan anak. Saya menikmatinya. Tak apa saya tak berpenghasilan atau tidak sesibuk teman-teman seprofesi saya. Teman, keluarga dan orang-orang sok tau yang baru mengenalku, ada yang mencibir, merasa kecewa, atau sok-sok-an berkomentar tentang hidup saya. Well,, itulah yang menjadi alasan saya tidak suka intervensi dan intensitas dalam pertemanan. Saya punya banyak teman yang sayang kepada saya, tapi saya selalu menjaga intensitas dan berusaha tidak saling intervir kehidupan masing-masing. Tetapi, saling menghormati dan menghargai.
Saya rasa, setiap orang pasti tidak suka diikutcampuri, diintervir, dan didikte untuk segala masalahnya, akhirnya, saya pun belajar kalau jika saya merasa hidup orang lain tidak pas dengan persepsi saya atau frame saya, daripada saya mendikte, mencibir atau memaksa orang lain untuk melakukan saran-saran terbaik saya untuknya, saya lebih memilih untuk mendoakan orang tersebut.
Siapapun, sudah memilih jalannya masing-masing. Sudah dipikirkan resiko dan konsekwensinya. Orang lain hanya bisa menghormati dan mendoakan yang terbaik untuk hidupnya. Jangan banyak tanya, "kenapa?", atau mendebat apapun... karena itu tidak akan merubah apapun, malah akan membuat kesal dan merasa tidak dihargai. Ini tentang belajar bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang. Menikmatinya. Menghargainya. Menghormatinya.
Seperti kata Om Mario Teguh, dalam status nya:
Orang Muda harus jatuh cinta, sejatuh-jatuh-nya. Patah hati sepatah-patahnya. Tertawa, marah, sedih, rajin dan malas semalas-malasnya (saya suka bagian malasnya, hehehe..). Tetapi, engkau harus segera bangkit, mendewasa, berdiri gagah, dengan bekas-bekas luka yang indah di wajah dan dadamu, dan dengan anggun dan berwibawa katakan,..
"Dengan kewenanangan yang diberikan Tuhan kepadaku, dengarlah ini... AKULAH PENENTU KEBESARAN HIDUPKU SENDIRI."
Sabtu, 10 Desember 2011
SuNTiK MATi
Istilah suntik mati atau nama kerennya "The Death Penalty" pernah saya bahas sebelumnya. Dalam kasus ini, adalah untuk bisnis atau usaha yang dijalani.
Untuk mengingatkan kembali, menjadi pengusaha, adalah sebuah pilihan hidup. Yang diyakini, dicintai, ditekuni dan dijadikan prinsip. Walaupun jenis usahanya kuliner, property, fashion, otomotif, atau apapun itu hanyalah kendaraan atau jalan yang harus dilalui. Jika dirasa tidak bisa mengantarkan kita pada mimpi-mimpi jangka panjang kita, sebagaimana otak kanan bekerja lebih dominan pada tiap entrepreneur, bisnis mudah diciptakan asal action, juga mudah untuk ditiadakan dengan cara suntik mati. Itu istilahnya. Itu penjelasan singkatnya.
Setiap pengusaha bisa merasakan dan punya penilaian sendiri tentang bisnisnya, tidak perlu komentar orang lain yang (bahkan) belum pernah berbisnis sebelumnya. Pengusaha akan berspekulatif masa bertahan bisnisnya, dan jika dirasa mulai goyah, lebih segera di-suntik maati akan lebih baik. End of Story...!!!!
Bisnis bisa mengalami kegagalan bahkan sebelum bisnis itu berdiri. Karena, didalam bisnis ada PR yang harus dikerjakan dan dipikirkan untuk membuat bisnis tersebut matang dan siap dipasarkan. Istilah Marketing plan-pun muncul. Juga kebutuhan akan terbentuknya teamwork plus jobdesk masing-masing. Bisnis bisa saja langsung buka tanpa perencanaan. Tapi tentu saja tidak akan relevan jika terjadi dijaman sekarang. Tinggal tunggu saja, waktu jatuhnya. Setiap orang yang pernah mengalami atau menjalani bisnis dan pernah bangkrut pasti akan mengerti maksud saya. Orang-orang ini bisa mengendus adanya kekurangan item, yang dapat membuat bisnis timpang dan tidak kokoh. Tidak ada kata gagal dalam dunia pengusaha. Setiap hari adalah sukses. Bahkan menjadi bangkrut-pun akan dikatakan sukses. Karena jiwa entrepreneur sangat positif dan teachable. Orang-orang tipe ini, akan jatuh dan bangkit lagi, semangat lagi, lagi, lagi dan lagi. Ga malu??? untuk apa malu?? toh, kami tidak mencuri, kami tidak korupsi, kami tidak merugikan orang lain, kecuali investor yang sudah menanamkan modalnya kepada kami, hehehehehe.... :p
Proses pembelajaran di jalur entrepreneur seperti proses pembelajaran anak TK. Apa itu? fun, pantang menyerah, berwarna, coba-coba, keukeuh, menarik, dinamis, penuh semangat, no fear, dan happy. Coba lihat bayi atau anak-anak balita.. mereka selalu ingin melakukan lebih dan walau sudah terjatuh, mereka akan terus berusaha dan semangat sampai bisa bahkan mahir. Contoh bayi dari hanya tiduran, belajar tengkurap, belajar merangkak, berdiri, jalan, lari, bicara, lalu ceriwis bertanya tanpa henti.
Saya punya anak balita yang sedang belajar menulis, membaca dan berhitung. tulisannya jeleeeeekkkk sekali, kadang saya juga tidak mengerti apa yang dia gambar, atau dia berusaha mengeja kata-kata sebisanya dan sengawurnya. Anak saya masih saja dengan pede nya selalu ceria tanpa takut salah, tanpa takut merasa tulisannya jelek ataupun gambarnya sulit dimengerti. pikiran dan imajinasi anak-anak sangat penting untuk dipelajari, diikuti dan dipahami. Mimpi anak-anak jauh sangat luar biasa dibanding orang dewasa yang sudah penuh dengan rasa takut salah. Anak-anak adalah sosok orang dewasa dalam tubuh yang kecil. Mereka lebih jenius daripada orang dewasa. Pikiran dan imajinasi mereka tanpa batas. Tidak terkotakkan, bahkan cenderung sangat brilian. Rasa takut yang orangtua tulari-lah yang akhirnya menyempitkan cara berfikir mereka (anak-anak).
Sekali lagi, jiwa entrepreneur mengingatkan kembali pada jiwa anak-anak kita yang penuh imajinasi dan tanpa batas. Tidak masalah kalau kita bangkrut atau banting stir bisnis. Itu semua adalah kesuksesan. Arti sukses memang variatif tergantung persepsi masing-masing. Sukses dalam arti sederhananya, adalah ketika hari ini lebih baik dari kemarin dan esok lebih baik dari hari ini.
Men-suntik mati bisnis kita, memang lebih baik dilakukan daripada bisnis tersebut menjadi mudhorot, membuat hati tidak nyaman dan terus menggerogoti. Tinggal bagaimana integritas kita dimata orang-orang, keluarga terutama investor dalam mempertanggungjawabkan langkah kita. Selagi masih ada harapan dan semangat, teruslah bangkit. Angkat dagu dan kepalamu. Berjalanlah tegak dan bahagia lalu katakan,..."saya sukses!!".
Quote: I am what i am today because of the choices i made yesterday
Kamis, 01 Desember 2011
Hidup ku tak selalunya indah....
"coba deh kamu jadi aku selama 24 jam aja, g Usah lama-lama.. Aku pengen tau gimana komentar dan perasaanmu?"
:)
:)
:)
:)
:)
Rabu, 30 November 2011
university of life
hidupku seperti potongan-potongan puzzle yang terserak,
aku harus merangkainya pelan-pelan
butuh waktu dan kesabaran..
supaya menjadi satu gambar utuh yang sempurna
aah.. betapa hidupku ini bagaikan mukjizat
karena ada orang-orang yang datang dan pergi dlm hidupku,
ada orang yang sama sekali ga kukenal, bertemu orangnya pun belum pernah
tapi jadi baik, saling keep in touch dan memberi support.
teman-sahabat yang bertahan dengan segala sikapku yg menyebalkan
memberi waktu untuk mau bersabar dan berdoa (baca: mendoakanku) pada Allah
dan berkata, "jika kita memang bersahabat ya Allah, kita akan bisa melalui ini semua"
serta keluarga yang berkarakter ekstrim penuh semangat penuh harapan.
Aku yakin, mereka masih terus berdoa untukku.......
Mereka yang merindukanku yang dulu,
#hahahahahahahahahaaa... ketawa sambil nangis#
Beliau yang telah tiada berpesan di album kenangan untukku
"supaya terus tersenyum dan jangan murung"
Mungkin aku butuh waktu untuk memaafkan diri sendiri
Proses yang panjang dan penuh kasih sayang,
Terimakasih sudah mau bersabar
"People can be more forgiving than you can imagine"
"But you have to forgive yourself"
"Let go of what's bitter and move on"
Minggu, 27 November 2011
Galau atau Bahagia?
Terinspirasi dari status temen yang isinya:
A = Accept your reality
B = Be Present. Be Bold
C = Create something exciting
D = Drink plenty of water. Dance
E = Exercise daily. Eat fresh foods
F = Feel your emotions. Face fear
G = Go outside and observe nature. Give
H = Hug often. Help other
I = Ignite your passions
J = Jump through your comfort zone
K =Kiss passionately. Keep looking and moving forward
L = Laugh. Love. Learn to let go
M = Meditate daily. Make goals
N = Never give up of what you want
O = Own a pet. Observe beauty
P = Pray. Paint. Play an instrument
Q = Quit a bad habit. Quiet your mind
R = Read. Relax. Reinvent yourself
S = Smile. Sleep. Simplify
T = Take power naps. Talk wisely
U = Unleash your strength
V = Vent. Visualize your dream
W = Walk. Write. Watch the sunset
X = Xerox your smiling face
Y = Yell less. Yield to your thoughts
Z = Zap negativity
hmmm.... kita coba yuuukkss... ^^
Quote : Happiness is a journey not a destination. Happiness is a choice!!
Akhir2 ini sering banget denger kata "Galau", atau emang sekarang lagi banyak yang galau? hehehe,,, Tidak masalah jika ingin ber"Galau" ria selama kita masih ingat makna kata Galau itu sendiri : (G)od (A)lways (L)istening (A)nd (U)nderstanding.... :)............................................................................................................................
A = Accept your reality
B = Be Present. Be Bold
C = Create something exciting
D = Drink plenty of water. Dance
E = Exercise daily. Eat fresh foods
F = Feel your emotions. Face fear
G = Go outside and observe nature. Give
H = Hug often. Help other
I = Ignite your passions
J = Jump through your comfort zone
K =Kiss passionately. Keep looking and moving forward
L = Laugh. Love. Learn to let go
M = Meditate daily. Make goals
N = Never give up of what you want
O = Own a pet. Observe beauty
P = Pray. Paint. Play an instrument
Q = Quit a bad habit. Quiet your mind
R = Read. Relax. Reinvent yourself
S = Smile. Sleep. Simplify
T = Take power naps. Talk wisely
U = Unleash your strength
V = Vent. Visualize your dream
W = Walk. Write. Watch the sunset
X = Xerox your smiling face
Y = Yell less. Yield to your thoughts
Z = Zap negativity
hmmm.... kita coba yuuukkss... ^^
Quote : Happiness is a journey not a destination. Happiness is a choice!!
Sabtu, 26 November 2011
ami
Dalam Bahasa Perancis, AMI artinya adalah teman, sahabat.
mon ami = temanku atau sahabatku
Kalian adalah temanku, sahabatku
dan
Saya adalah temanmu, sahabatmu
Teman tetaplah manusia biasa,
yang punya kehidupan sendiri,
yang punya jalan pikiran sendiri,
yang punya pendapatnya sendiri,
yang punya cita-citanya sendiri, dan
yang punya masalahnya sendiri.
Kalian juga begitu,
Saya pun juga sama.
Teman selalu hadir
Sahabat selalu ada
Mereka tidak pernah benar-benar meninggalkan kita
Mereka selalu ada, hanya sedikit sibuk tenggelam dengan aktivitas dan pikirannya sendiri.
Good Friends is like a stars. You don't always see them, but you know they're always there
Tidak pernah ada yang namanya mantan teman atau mantan sahabat,
Perpecahan hanya ada dan dikatakan oleh ego dan asumsi kita,
karena perbedaan pendapat dan pola berpikir,
jika ditarik garis lurus, inti dari timbulnya masalah adalah karena rasa sayang dan peduli,
Seiring berjalannya waktu,
Segala debat, asumsi negatif dan cara berteman yang tidak sesuai akan menjadi bias,
karena terfokus pada inti dari sebuah hubungan yaitu rasa kasih sayang.
Teman-teman yang baik adalah baik untuk Anda. Melalui mata seorang teman dekat, kita menjadi diri kita sendiri dan melihat diri kita sendiri - Michael Thompson, Ph.D
Yang bisa dilakukan sebagai seorang teman dan sahabat hanyalah,
ikut berbahagia dengan kehidupannya,
menghargai jalan pikirannya,
berusaha memahami pendapat pribadinya,
selalu mendukung cita-citanya, dan
mendoakan yang terbaik supaya masalah nya segera selesai.
Stay keep in touch, and smile together
Alhamdulillah, Allah memberikan banyak teman dan sahabat yang sangat menyayangiku.
Walaupun, saya (merasa) kalau saya ini aneh dan berbeda, mereka tetap saja sayang denganku.
Sungguh beruntung-nya saya bisa mengenal kalian.....
You are the best..!!!!!!! thanks alot... :)
i love u all..
mon ami = temanku atau sahabatku
Kalian adalah temanku, sahabatku
dan
Saya adalah temanmu, sahabatmu
Teman tetaplah manusia biasa,
yang punya kehidupan sendiri,
yang punya jalan pikiran sendiri,
yang punya pendapatnya sendiri,
yang punya cita-citanya sendiri, dan
yang punya masalahnya sendiri.
Kalian juga begitu,
Saya pun juga sama.
Teman selalu hadir
Sahabat selalu ada
Mereka tidak pernah benar-benar meninggalkan kita
Mereka selalu ada, hanya sedikit sibuk tenggelam dengan aktivitas dan pikirannya sendiri.
Good Friends is like a stars. You don't always see them, but you know they're always there
Tidak pernah ada yang namanya mantan teman atau mantan sahabat,
Perpecahan hanya ada dan dikatakan oleh ego dan asumsi kita,
karena perbedaan pendapat dan pola berpikir,
jika ditarik garis lurus, inti dari timbulnya masalah adalah karena rasa sayang dan peduli,
Seiring berjalannya waktu,
Segala debat, asumsi negatif dan cara berteman yang tidak sesuai akan menjadi bias,
karena terfokus pada inti dari sebuah hubungan yaitu rasa kasih sayang.
Teman-teman yang baik adalah baik untuk Anda. Melalui mata seorang teman dekat, kita menjadi diri kita sendiri dan melihat diri kita sendiri - Michael Thompson, Ph.D
Yang bisa dilakukan sebagai seorang teman dan sahabat hanyalah,
ikut berbahagia dengan kehidupannya,
menghargai jalan pikirannya,
berusaha memahami pendapat pribadinya,
selalu mendukung cita-citanya, dan
mendoakan yang terbaik supaya masalah nya segera selesai.
Stay keep in touch, and smile together
Alhamdulillah, Allah memberikan banyak teman dan sahabat yang sangat menyayangiku.
Walaupun, saya (merasa) kalau saya ini aneh dan berbeda, mereka tetap saja sayang denganku.
Sungguh beruntung-nya saya bisa mengenal kalian.....
You are the best..!!!!!!! thanks alot... :)
i love u all..
Rabu, 23 November 2011
about LOVE
Seingat saya, satu-satunya tokoh yang bisa menggambarkan cinta tanpa syarat adalah ayahnya penulis besar, Andrea Hirata. Andrea menceritakan ayahnya dengan sangat gamblang yaitu sosok yang tidak banyak bicara, lebih banyak mendengarkan, menenangkan, senakal apapun Andrea ketika masih kecil, sang ayah tidak pernah marah, tidak berharap lebih, hanya banyak berdoa untuk Andrea. Saat Andrea nakal semasa SMA,, sehingga mendapat peringkat yang buruk, ayahnya pun tidak merasa malu, masih ada untuk Andrea. Apapun cita-cita dan apapun yang dilakukan Andrea, pasti didukung sang ayah. Ayahnya mencintai Andrea Hirata bagaimanapun juga dalam kondisi baik dan buruk, tanpa syarat. Tak heran, kalau Andrea Hirata sangat memuja sang ayah sampai membuatkan satu kisah dalam buku kecil berjudul "sebelas patriot". Jujur, saya sampai menangis dan tertawa membaca buku yang lumayan tipis itu.
Ketika SMA, saya membeli dan membaca buku yang berjudul, "mekarlah dimanapun Anda berada", buku tersebut mengajarkan untuk mencintai tanpa syarat. Sayangnya, walau sudah dibaca berulang kali, saya tidak mendapatkan point yang pas untuk menggambarkan seperti apakah mencintai tanpa syarat itu. Bahasanya kurang sederhana.
Saya belum pernah mencintai seseorang atau siapapun tanpa syarat. Bagi saya, itu adalah pencapaian tertinggi karena yang bisa mencintai sampai seperti itu pastilah orang-orang hebat, seperti Nabi Muhammad, Mother Theresa, dan orang-orang yang akan dikenal namanya ribuan tahun.
Apa bukti saya (merasa) belum bisa mencintai tanpa syarat?
- Saya (merasa) masih mempunyai frame atau harapan tinggi atau checklist atau pandangan dan toleransi yang tergolong sempit dalam memandang segala hal baik itu kecil apalagi besar.
- Saya (merasa) masih mudah marah untuk hal-hal sepele.
- Saya (merasa) mencintai orang lain dengan konsep "saling", harus dari dua arah.
- Saya (merasa) belum bisa menerima seseorang apa adanya.
Saya mengakuinya, saya tidak akan menyangkalnya. Saya masih sangat jauh dari sempurna,
Saya harus banyak belajar, Sekarang saya masih terus belajar.
Belajar dari cinta Allah kepada seluruh makhluk dimuka bumi.
Dia berikan kita udara untuk bernafas walau kita sering berbuat dosa,
Seluruh indra dan organ kita berfungsi dengan sempurna walau kita lalai solat,
Dia memberikan cintanya tanpa syarat kepada manusia, walau manusia sering melupakan-Nya.
Dia lah pemilik Cinta Sejati.
Cinta tanpa syarat, yaitu:
"apapun yang terjadi dan apapun yang kamu lakukan,
pintu hatiku akan selalu terbuka untukmu"
Dalam perenungan singkat, saya pun berkesimpulan (ya, sama seperti asumsi kalian semua), kalau segala cobaan yang kita alami adalah ujian sebesar apa cinta kita terhadap sesuatu?
contoh umum, yaitu:
kalau iya, itu bukanlah cinta tanpa syarat, teman...
Adakah orang yang akan mencintai kita tanpa syarat? PASTI ADA, tapi entah dimana... hehehe..;p
Sungguh beruntung, jika ada orang yang dicintai tanpa syarat. Karena tidak ada komparasi dengan hal-hal perfect, Dicintai apa adanya, tanpa alasan apapun, bahkan mendukung dan berdoa yang terbaik untuk kebahagiaannya apapun pilihannya meskipun tidak umum jalan yang ditempuh, ekstrim dan diluar kotak (out of the box). Sungguh indah dan damai dunia ini, jika kita bisa mencintai SIAPAPUN tanpa syarat.. maka tidak akan ada yang namanya depresi, bunuh diri, penyakit hati, perpecahan, perang dan hal-hal yang bisa menyakiti sesama manusia.
Didalam Islam, sering diingatkan untuk melakukan segala sesuatu harus didasari karena cinta kita kepada Allah. Ketika kita menikah karena cinta kita kepada Allah, bukan kepada pasangan kita. Punya anak, karena cinta kepada Allah, Punya harta benda karena cinta kita kepada Allah. Kenapa?? Karena duniawi bersifat sementara, hanya titipan, hanya mampir minum teh, dan hanya Allah-lah sebenar-benarnya cinta. Dia lah cinta sejati yang akan mencintai kita tanpa syarat
dan paling layak mendapatkan cinta kita.
Semoga bermanfaat ^^
Ketika SMA, saya membeli dan membaca buku yang berjudul, "mekarlah dimanapun Anda berada", buku tersebut mengajarkan untuk mencintai tanpa syarat. Sayangnya, walau sudah dibaca berulang kali, saya tidak mendapatkan point yang pas untuk menggambarkan seperti apakah mencintai tanpa syarat itu. Bahasanya kurang sederhana.
Saya belum pernah mencintai seseorang atau siapapun tanpa syarat. Bagi saya, itu adalah pencapaian tertinggi karena yang bisa mencintai sampai seperti itu pastilah orang-orang hebat, seperti Nabi Muhammad, Mother Theresa, dan orang-orang yang akan dikenal namanya ribuan tahun.
Apa bukti saya (merasa) belum bisa mencintai tanpa syarat?
- Saya (merasa) masih mempunyai frame atau harapan tinggi atau checklist atau pandangan dan toleransi yang tergolong sempit dalam memandang segala hal baik itu kecil apalagi besar.
- Saya (merasa) masih mudah marah untuk hal-hal sepele.
- Saya (merasa) mencintai orang lain dengan konsep "saling", harus dari dua arah.
- Saya (merasa) belum bisa menerima seseorang apa adanya.
Saya mengakuinya, saya tidak akan menyangkalnya. Saya masih sangat jauh dari sempurna,
Saya harus banyak belajar, Sekarang saya masih terus belajar.
Belajar dari cinta Allah kepada seluruh makhluk dimuka bumi.
Dia berikan kita udara untuk bernafas walau kita sering berbuat dosa,
Seluruh indra dan organ kita berfungsi dengan sempurna walau kita lalai solat,
Dia memberikan cintanya tanpa syarat kepada manusia, walau manusia sering melupakan-Nya.
Dia lah pemilik Cinta Sejati.
Cinta tanpa syarat, yaitu:
"apapun yang terjadi dan apapun yang kamu lakukan,
pintu hatiku akan selalu terbuka untukmu"
Dalam perenungan singkat, saya pun berkesimpulan (ya, sama seperti asumsi kalian semua), kalau segala cobaan yang kita alami adalah ujian sebesar apa cinta kita terhadap sesuatu?
contoh umum, yaitu:
Dalam ceramah agama pun pasti sering mendengar kalau, cobaan adalah bukti sayang dan cinta Allah kepada umatnya, mungkin penjelasannya yang saya perpanjang sendiri adalah, ketika seseorang mengaku dan berikrar kalau dirinya mencintai Tuhan mereka, beriman dan bertakwa, maka Tuhan (Allah) akan minta bukti bukan janji dengan cara menguji cinta umatnya dengan cobaan. Karena sudah jelas, Allah mencintai umatnya, yang jadi pertanyaan adalah sebesar apa cinta umat kepada-Nya.Contoh lainnya, yaitu :
Setiap orangtua pasti mencintai anaknya. Saking cintanya kadang menganggap anak sebagai prestige. Sesuatu yang sangat dibangga-banggakan prestasi anak, diagungkan secara berlebihan, sampai kadang tak sadar kalau menjadi sombong setiap membicarakan tentang si anak. Allah pun, menguji cinta orangtua kepada si anak. Suatu ketika, si anak yang (misalnya) kuliah di jurusan paling bergengsi atau setelah lulus dengan gelar yang panjang, tidak ingin menjadi seorang profesional atau pegawai tapi memilih menjadi wirausaha. Mendadak segala kebanggaan orangtua kepada anak menjadi dipertanyakan. Cinta orangtua menjadi bias, apakah benar tanpa syarat? apakah harus menjadi profesional/pegawai baru akan dicintai, disanjung dan dibanggakan? silakan direnungi jika kalian menjadi orangtua. Jika cinta tanpa syarat adalah memberi lebih, lalu apakah masih berekspectasi banyak dengan anak anda untuk begini begitu?Contoh lainnya yaitu:
Orang yang telah memiliki segalanya, berada di atas angin, atau sedang naik daun, uang bukan masalah, semua orang ingin menjadi teman dan dekat, memiliki pasangan yang sepadan, segala popularitas, nama baik dan kelebihan duniawi sedang dimiliki. Orang ini suka lupa diri, gengsi dan sombong. Orang ini mencintai hidupnya. Bahagia dengan hidupnya. Baginya hidupnya sangat sempurna. Dia lupa hidup bagai roda berputar, dan hidup didunia hanya sementara, lalu Allah menguji cintanya kepada hidup dengan memberinya cobaan yang membuat hidupnya 180 derajat sangat berbeda dengan hidupnya sekarang. Apa yang terjadi? semua orang yang dulu dekat menjadi jauh, nama baik menjadi buruk, pasangan yang sepadan meninggalkannya, harta bendanya ludes, popularitasnya menurun dan hidupnya sebatangkara. Lalu apakah dia masih akan mencintai hidupnya lalu bahagia? pastinya tidak. Cintanya kepada hidup selain sangat fragile, juga ada syaratnya. Kebahagiaan hidupnya akan dipertanyakan oleh dirinya sendiri. Kebahagiaan sejati adalah mencintai Allah.Ada lagi contoh:
Pernah dengar tentang cerita pasangan yang saling mencintai, ketika ditanya apa alasan jatuh cinta, jawabannya adalah karena fisik, kecantikan/ketampanan, materi dan sebagainya. Suatu hari, cintanya kepada fisik pasangan diuji, dengan kebakaran yang membuat tubuh apalagi wajah pasangan menjadi melepuh dan rusak. Apakah cintanya cukup kuat untuk tetap bertahan? Apakah akan tetap mencintai pasangan yang secara fisik sudah tidak sempurna? hmmmm... renungkan!Apakah masih ada JIKA atau KALAU atau ANDAI atau TAPI ketika Anda mencintai sesuatu?
kalau iya, itu bukanlah cinta tanpa syarat, teman...
Adakah orang yang akan mencintai kita tanpa syarat? PASTI ADA, tapi entah dimana... hehehe..;p
Sungguh beruntung, jika ada orang yang dicintai tanpa syarat. Karena tidak ada komparasi dengan hal-hal perfect, Dicintai apa adanya, tanpa alasan apapun, bahkan mendukung dan berdoa yang terbaik untuk kebahagiaannya apapun pilihannya meskipun tidak umum jalan yang ditempuh, ekstrim dan diluar kotak (out of the box). Sungguh indah dan damai dunia ini, jika kita bisa mencintai SIAPAPUN tanpa syarat.. maka tidak akan ada yang namanya depresi, bunuh diri, penyakit hati, perpecahan, perang dan hal-hal yang bisa menyakiti sesama manusia.
Didalam Islam, sering diingatkan untuk melakukan segala sesuatu harus didasari karena cinta kita kepada Allah. Ketika kita menikah karena cinta kita kepada Allah, bukan kepada pasangan kita. Punya anak, karena cinta kepada Allah, Punya harta benda karena cinta kita kepada Allah. Kenapa?? Karena duniawi bersifat sementara, hanya titipan, hanya mampir minum teh, dan hanya Allah-lah sebenar-benarnya cinta. Dia lah cinta sejati yang akan mencintai kita tanpa syarat
dan paling layak mendapatkan cinta kita.
Semoga bermanfaat ^^
Selasa, 22 November 2011
kenyataan memang menyakitkan
Jarang ada yang suka dikritik. Dari seribu orang mungkin hanya satu orang yang bisa menerima kritikan dengan lapang dada. Sedangkan untuk seribu orangnya lebih suka mengkritik, memberi komentar tajam, negatif dan mendikte.
Dulu, saya sering mengkritik, memberi saran yang tidak diminta, atau menyindir. Apapun kukritisi. Tapi akan sangat tersinggung dan marah kalau dikritik. Saya melakukan penyangkalan. Padahal (mungkin), orang lain yang mengkritik itu adalah untuk kebaikan kita atau sekedar menyadarkan kita tentang seperti apakah kita ini. Mengatakan kebenaran kadang memang tidak selalu dengan cara yang baik, sampai beberapa waktu lalu, saya masih berpegang teguh dengan prinsip itu sampai suatu hari saya juga kena dampak dari kritik. Saya dikritik dan ego saya tidak terima. Saya marah dan saya menyangkal apapun kata pemberi kritik. PENYANGKALAN adalah ekpresi tercepat EGO dalam merespon kebenaran.
Apakah kalian juga begitu, maksudnya lebih suka mengkritik tapi ga suka kalau dikritik? kalau iya,, ternyata hal ini manusiawi yaa... sesuatu banget.... :D
Pernah ada yang bilang kalau saya ini termasuk orang yang sensitif. Kata sensitif, membuat saya jadi marah lalu selalu (tanpa sadar) akan menyangkalnya. Bertahun-tahun saya benci kalau saya dikatain sensitif. Saya bersikap seolah-olah saya ini bukan orang yang sensitif. Semakin saya menyangkal kesensitifan perasaan saya, semakin saya menjadi orang yang sensitif. Saya merasa sangat rapuh dan tidak berdaya dengan perasaan sensitif yang ada didalam diri.
Sampai suatu hari, saya berbincang dengan seorang senior (sebutan saya kepada orang (perempuan-istri-ibu.red) yang lebih tua umur dan pengalamannya, dan saya anggap berkualitas), beliau nyeletuk dan mengingatkan kalau, "mbak Nita ternyata apa-apa sukanya dipikir yaa... apa ga bsa lebih santai hidupnya, sudahlah, jalani saja,, hidup tuh yang penting happy ". Saya kaget dan tersentak. Sepulang dari rumah senior, saya memikirkan kata-katanya (uuuh, saya selalu begitu). Berhari-hari, saya menyangkal kata-katanya. Akhirnya, ketika bangun tidur dipagi yang hujan, saya menerima sepenuh hati, memandangi diri didepan cermin dan menyapa diri sendiri "Selamat pagi, Nita cantik yang sensitif dan pemikir" :D :D Kalian tau apa yang terjadi selanjutnya, saya jadi lebih mencintai diri saya sendiri dan mkenemukan bukti-bukti penguat penuh cinta yang membuat saya semakin mencintai diri sendiri.
Banyak orang-orang hebat adalah dulunya adalah seorang yang sensitif dan pemikir. Bisa menjadi hebat karena mereka berhasil mengerahkan seluruh diri dan jiwa (sensitif dan pemikir) untuk kepentingan orang banyak. Mereka berhasil berdamai dengan dirinya sendiri sehingga mereka menjadi orang yang bijak. Mereka mengeksplore kesensitifan dan pemikiran mereka sehingga menjadi sebuah karya yang sangat bernilai, contoh: lampu, puisi, lukisan, musik, novel, ilmu pengetahuan, listrik, pesawat terbang, teknologi dsb. Orang-orang sukses tersebutlah yang awalnya adalah orang sensitif dan pemikir.
Sampai hari ini, saya sering berkaca didepan cermin dan menyapa "Hai Nita, Sedang berfikir apa kah dirimu? Sedang merasakan apa?" hahahaa... Berfikir membuat otak selalu bekerja. Sensitif membuat hati selalu waspada. Itu membuat semakin mencintai diri sendiri. Bukan karena ego atau kenarsisan tapi karena penerimaan bukan penyangkalan. Ini kenyataan.
Nah, ada orang yang ngatain saya gemuk.... oh nooo!!!!! menyakitkaaaaaannn!!! tapi itu kan kenyataan, cyiiinn... untuk apa disangkal. Terima kenyataan, lalu fokus kepada solusinya. Yang harus dilakukan justru adalah, menurunkan berat badan, dengan atur pola makan dan banyak olahraga.
Lalu, apakah kalian pernah melakukan penyangkalan dari kritikan pedas? atau sindiran? atau saran-saran yang tidak diminta padahal untuk kebaikan kalian sendiri?
Orang bijak, justru akan menerima hal tersebut, jika itu untuk kebaikan kita, maka terimalah dengan lapang dada dan gunakan sebagai perbaikan diri.
Dikutip dari pesan seorang sahabat kepada saya (masih saya simpan), pada suatu ketika saya sedang down:
Masih banyak kritikan pedas, sindiran dan saran yang sebenarnya untuk kebaikan dan membuatku tersadar, who i am....masih dalam tahap diterima dengan baik, diendapkan lalu akan saya pikir dulu, ihihihihiii.. kata lainnya adalah but still in progress... . :) ;p ;p
Say thanks to all my friends, my family and my love ^^.
Dulu, saya sering mengkritik, memberi saran yang tidak diminta, atau menyindir. Apapun kukritisi. Tapi akan sangat tersinggung dan marah kalau dikritik. Saya melakukan penyangkalan. Padahal (mungkin), orang lain yang mengkritik itu adalah untuk kebaikan kita atau sekedar menyadarkan kita tentang seperti apakah kita ini. Mengatakan kebenaran kadang memang tidak selalu dengan cara yang baik, sampai beberapa waktu lalu, saya masih berpegang teguh dengan prinsip itu sampai suatu hari saya juga kena dampak dari kritik. Saya dikritik dan ego saya tidak terima. Saya marah dan saya menyangkal apapun kata pemberi kritik. PENYANGKALAN adalah ekpresi tercepat EGO dalam merespon kebenaran.
Apakah kalian juga begitu, maksudnya lebih suka mengkritik tapi ga suka kalau dikritik? kalau iya,, ternyata hal ini manusiawi yaa... sesuatu banget.... :D
Pernah ada yang bilang kalau saya ini termasuk orang yang sensitif. Kata sensitif, membuat saya jadi marah lalu selalu (tanpa sadar) akan menyangkalnya. Bertahun-tahun saya benci kalau saya dikatain sensitif. Saya bersikap seolah-olah saya ini bukan orang yang sensitif. Semakin saya menyangkal kesensitifan perasaan saya, semakin saya menjadi orang yang sensitif. Saya merasa sangat rapuh dan tidak berdaya dengan perasaan sensitif yang ada didalam diri.
Sampai suatu hari, saya berbincang dengan seorang senior (sebutan saya kepada orang (perempuan-istri-ibu.red) yang lebih tua umur dan pengalamannya, dan saya anggap berkualitas), beliau nyeletuk dan mengingatkan kalau, "mbak Nita ternyata apa-apa sukanya dipikir yaa... apa ga bsa lebih santai hidupnya, sudahlah, jalani saja,, hidup tuh yang penting happy ". Saya kaget dan tersentak. Sepulang dari rumah senior, saya memikirkan kata-katanya (uuuh, saya selalu begitu). Berhari-hari, saya menyangkal kata-katanya. Akhirnya, ketika bangun tidur dipagi yang hujan, saya menerima sepenuh hati, memandangi diri didepan cermin dan menyapa diri sendiri "Selamat pagi, Nita cantik yang sensitif dan pemikir" :D :D Kalian tau apa yang terjadi selanjutnya, saya jadi lebih mencintai diri saya sendiri dan mkenemukan bukti-bukti penguat penuh cinta yang membuat saya semakin mencintai diri sendiri.
Banyak orang-orang hebat adalah dulunya adalah seorang yang sensitif dan pemikir. Bisa menjadi hebat karena mereka berhasil mengerahkan seluruh diri dan jiwa (sensitif dan pemikir) untuk kepentingan orang banyak. Mereka berhasil berdamai dengan dirinya sendiri sehingga mereka menjadi orang yang bijak. Mereka mengeksplore kesensitifan dan pemikiran mereka sehingga menjadi sebuah karya yang sangat bernilai, contoh: lampu, puisi, lukisan, musik, novel, ilmu pengetahuan, listrik, pesawat terbang, teknologi dsb. Orang-orang sukses tersebutlah yang awalnya adalah orang sensitif dan pemikir.
Sampai hari ini, saya sering berkaca didepan cermin dan menyapa "Hai Nita, Sedang berfikir apa kah dirimu? Sedang merasakan apa?" hahahaa... Berfikir membuat otak selalu bekerja. Sensitif membuat hati selalu waspada. Itu membuat semakin mencintai diri sendiri. Bukan karena ego atau kenarsisan tapi karena penerimaan bukan penyangkalan. Ini kenyataan.
Nah, ada orang yang ngatain saya gemuk.... oh nooo!!!!! menyakitkaaaaaannn!!! tapi itu kan kenyataan, cyiiinn... untuk apa disangkal. Terima kenyataan, lalu fokus kepada solusinya. Yang harus dilakukan justru adalah, menurunkan berat badan, dengan atur pola makan dan banyak olahraga.
Lalu, apakah kalian pernah melakukan penyangkalan dari kritikan pedas? atau sindiran? atau saran-saran yang tidak diminta padahal untuk kebaikan kalian sendiri?
Orang bijak, justru akan menerima hal tersebut, jika itu untuk kebaikan kita, maka terimalah dengan lapang dada dan gunakan sebagai perbaikan diri.
Dikutip dari pesan seorang sahabat kepada saya (masih saya simpan), pada suatu ketika saya sedang down:
"Teman dan orang yang sayang dengan kita, selalu berkata benar (walau mungkin caranya menyakitkan dan tidak bisa diterima ego kita), bukan membenarkan perkataan kita"Sebenarnya masalah cara penyampaian kritik, sindiran atau apapun masih menjadi hal yang paling penting buat saya. CARA penyampaian harus yang SMOOTH. Bagi saya, cara penyampaian yang kasar walau maksudny baik tetap akan butuh waktu lama untuk bisa diterima plus hubungan relationship yang baik akan dipertaruhkan kalau caranya kasar, mendikte dan sok bangettt. Jadi haruslah dengan cara yang paling smooth sebisa mungkin, kenapa? karena saya adalah orang yang sensitif ^^ hehehehe... sebenarnya, ga mesti karena saya sensitif, tapi saya yakin semua orangpun PASTI akan tidak suka dengan cara penyampaian yang kasar, mendikte dan sok tau tentang sesuatu hal. Akhirnya, sayapun belajar untuk menyapaikan sesuatu dengan cara yang paling smooth menurut saya. Semoga orang-orang bisa nenerima pikiran dan pendapat saya dengan lapang dada.. amiiiiiinnn :)
Masih banyak kritikan pedas, sindiran dan saran yang sebenarnya untuk kebaikan dan membuatku tersadar, who i am....masih dalam tahap diterima dengan baik, diendapkan lalu akan saya pikir dulu, ihihihihiii.. kata lainnya adalah but still in progress... . :) ;p ;p
Say thanks to all my friends, my family and my love ^^.
Senin, 21 November 2011
Siapa bilang, jadi istri itu mudah????
Saya mengambil pelajaran dan merangkum dari segala masalah yang terjadi di 5 tahun pernikahan.
Saya sebagai istri, mengerucutkan penyebab dari munculnya ketidaknyamanan pikiran yang biasanya bercokol di dalam otak perempuan. Mungkin teman-teman punya pendapat lain, tapi untuk kali ini ijinkanlah saya menulis apa yang sudah saya rangkum inti masalah untuk beberapa tahun ini.
Pikiran dan hati seorang wanita memang sangat rumit, abstrak, serba penuh asumsi, penuh sebab akibat. Ketika seorang pria berniat menikahi wanita, artinya pria harus siap dengan segala kerumitan pola pikir wanita dan kedalaman perasaan seorang wanita.
Kehidupan pernikahan sangatlah indah. Tentu setiap pasangan ingin terus langgeng sampai ajal menjemput. Tentu menjalani pernikahan tidaklah mudah. Ada hal-hal yang harus dilalui dan pasti akan dialami oleh setiap pasangan, jika lulus ujian maka bisa bertahanlah pernikahan tersebut.
Seperti kata Charles Darwin,
Saya rangkum menjadi hanya 2 hal yang menjadi inti masalah (tapi tidak membahas turunan masalah-nya), yaitu :
1. KEBOSANAN AKUT
Pernikahan tidak pernah sama dengan pedekate atau saat-saat pacaran, karena kesibukan, rutinitas dan masalah mengakibatkan makin jarangnya kejutan-kejutan mesra apalagi kebersamaan dengan pasangan. Dari hal-hal tersebut yang akan menyebabkan depresi. Depresi menjadi mood turun drastis, marah, merasa kesal, serba salah, keki, berharap suami bisa menolong, eh, ternyata malah memperparah kondisi, akhirnya berusaha sabar, makin diusahakan bersabar makin ga sabar, apalagi melihat kondisi teman atau orang lain yang "kelihatan" lebih enak (sawang sinawang), kalau diterus-terusin bisa jadi penyakit hati. Akhirnya cari solusi, bagi yang biasa aktiv pasti ingin bekerja atau bikin usaha sendiri. kalau yang biasa punya kehidupan sosial, akan memperbanyak teman dengan perkumpulan arisan dan charity. Bagi yg suka jalan dan fashion, akan jadi fashion addict. Bagi yg suka hal-hal bersifat rohani akan sering ikut pengajian. Inti dari semuanya adalah mencari kegiatan pengalih kebosanan.
2. KETAKUTAN
Dari bosan akut menjadi takut. Didalam hati yang terdalam, setiap perempuan menikah pasti memiliki ketakutan luar biasa, yang bisa di analogikan dengan pertanyaan berikut: "Apakah suamiku akan terus mencintaiku sampai rambutku memutih, kulitku berkerut, badanku rapuh..? Apakah suamiku akan mengingat dan mau menghargaiku sebagaimana pengorbananku sebagai istri sudah merelakan waktu, tenaga, perasaan dan segala yang dipunyai untuk selalu setia, mengandung anaknya, merawat, menjaga, meladeni, melayani suami dan keluarga sampai tua nanti? Perasaan takut ini, selalu ada. Walaupun sudah berusaha selalu berpikir positif tentang suami. Tetap menjaga hati untuk pasrah kepada Yang Maha Kuasa. Ada kalanya selalu muncul. Diakui ataupun tidak, yang bisa jawab adalah hati nurani masing-masing orang. Ketakutan harus dikontrol, soalnya jika tidak pikiran negatif ini akan jadi kenyataan karena semesta akan mendukung. Ketakutan tetap harus dijaga dan diarahkan menjadi hal yang positif yaitu dengan jalan bersikap baik dan respect dengan suami, menjaga penampilan dan menjadi wanita yang mencintai tanpa syarat. Siapa bilang, jadi wanita itu mudah????
Saya bisa menulis ini, karena saya sangat paham kalau menjadi wanita seutuhnya sangat sulit, apalagi mencintai tanpa syarat. Saya melakukan riset. Toh, saran-saran itu masih dalam proses juga untuk saya lakukan. Saya yakin setiap perempuan mencintai suami, anak-anak dan keluarganya. Kadang terjebak dengan 2 inti masalah tersebut. Dampaknya sangat dahsyat looh.. karena turunan masalah dari 2 masalah inti ini bisa sangat beragam, pasangan akan saling balas menyakiti dan bisa berujung dengan makin dinginnya hubungan suami istri. lalu perceraian terjadi. Begitu garis besarnya...
Tanya : Masih ingin bertahan???
Jawab : iya..
Tanya : Ada saran???
Jawab : jelas ada..
Tanya : Apa??
Jawab : Perubahan
Tanya : Siapa yang harus berubah??
Jawab : Diri sendiri
Jangan sekali-kali berharap pasangan menjadi seperti yang kita inginkan sesuai frame yang kita punya, jika tidak dimulai dari diri kita sendiri.
Contoh:
- ingin punya suami yang perhatian dan suka membelai, maka berilah perhatian duluan ke suami.
- ingin punya istri yang lembut sikap dan perilakunya, maka bersikaplah lembut dengan sang istri
begitu seterusnya.. sangat Logis!!!
still in progress........
Kami pun melakukan perubahan dalam diri.
Perubahan Besar-besaran!!!
Kami saling memperlakukan seperti kami ingin diperlakukan,
Memberikan cinta tanpa syarat, tanpa pamrih.
Karena kami ingin pernikahan kami berlangsung selamanya..
Demi Cita-cita bersama,, dan
Demi anak-anak :)
Have a good life..........
Saya sebagai istri, mengerucutkan penyebab dari munculnya ketidaknyamanan pikiran yang biasanya bercokol di dalam otak perempuan. Mungkin teman-teman punya pendapat lain, tapi untuk kali ini ijinkanlah saya menulis apa yang sudah saya rangkum inti masalah untuk beberapa tahun ini.
Pikiran dan hati seorang wanita memang sangat rumit, abstrak, serba penuh asumsi, penuh sebab akibat. Ketika seorang pria berniat menikahi wanita, artinya pria harus siap dengan segala kerumitan pola pikir wanita dan kedalaman perasaan seorang wanita.
Kehidupan pernikahan sangatlah indah. Tentu setiap pasangan ingin terus langgeng sampai ajal menjemput. Tentu menjalani pernikahan tidaklah mudah. Ada hal-hal yang harus dilalui dan pasti akan dialami oleh setiap pasangan, jika lulus ujian maka bisa bertahanlah pernikahan tersebut.
Seperti kata Charles Darwin,
"Bukan yang terKuat atau yang terCerdas, tapi yang mampu Ber-ADAPTASI-lah yang akan bertahan hidup".Rutinitas menjadi seorang istri ditambah menjadi seorang ibu, selain sangat nikmat, kenyataannya sering juga menimbulkan banyak hal yang mengganggu. Hidup memang pilihan.
Saya rangkum menjadi hanya 2 hal yang menjadi inti masalah (tapi tidak membahas turunan masalah-nya), yaitu :
1. KEBOSANAN AKUT
Pernikahan tidak pernah sama dengan pedekate atau saat-saat pacaran, karena kesibukan, rutinitas dan masalah mengakibatkan makin jarangnya kejutan-kejutan mesra apalagi kebersamaan dengan pasangan. Dari hal-hal tersebut yang akan menyebabkan depresi. Depresi menjadi mood turun drastis, marah, merasa kesal, serba salah, keki, berharap suami bisa menolong, eh, ternyata malah memperparah kondisi, akhirnya berusaha sabar, makin diusahakan bersabar makin ga sabar, apalagi melihat kondisi teman atau orang lain yang "kelihatan" lebih enak (sawang sinawang), kalau diterus-terusin bisa jadi penyakit hati. Akhirnya cari solusi, bagi yang biasa aktiv pasti ingin bekerja atau bikin usaha sendiri. kalau yang biasa punya kehidupan sosial, akan memperbanyak teman dengan perkumpulan arisan dan charity. Bagi yg suka jalan dan fashion, akan jadi fashion addict. Bagi yg suka hal-hal bersifat rohani akan sering ikut pengajian. Inti dari semuanya adalah mencari kegiatan pengalih kebosanan.
2. KETAKUTAN
Dari bosan akut menjadi takut. Didalam hati yang terdalam, setiap perempuan menikah pasti memiliki ketakutan luar biasa, yang bisa di analogikan dengan pertanyaan berikut: "Apakah suamiku akan terus mencintaiku sampai rambutku memutih, kulitku berkerut, badanku rapuh..? Apakah suamiku akan mengingat dan mau menghargaiku sebagaimana pengorbananku sebagai istri sudah merelakan waktu, tenaga, perasaan dan segala yang dipunyai untuk selalu setia, mengandung anaknya, merawat, menjaga, meladeni, melayani suami dan keluarga sampai tua nanti? Perasaan takut ini, selalu ada. Walaupun sudah berusaha selalu berpikir positif tentang suami. Tetap menjaga hati untuk pasrah kepada Yang Maha Kuasa. Ada kalanya selalu muncul. Diakui ataupun tidak, yang bisa jawab adalah hati nurani masing-masing orang. Ketakutan harus dikontrol, soalnya jika tidak pikiran negatif ini akan jadi kenyataan karena semesta akan mendukung. Ketakutan tetap harus dijaga dan diarahkan menjadi hal yang positif yaitu dengan jalan bersikap baik dan respect dengan suami, menjaga penampilan dan menjadi wanita yang mencintai tanpa syarat. Siapa bilang, jadi wanita itu mudah????
Saya bisa menulis ini, karena saya sangat paham kalau menjadi wanita seutuhnya sangat sulit, apalagi mencintai tanpa syarat. Saya melakukan riset. Toh, saran-saran itu masih dalam proses juga untuk saya lakukan. Saya yakin setiap perempuan mencintai suami, anak-anak dan keluarganya. Kadang terjebak dengan 2 inti masalah tersebut. Dampaknya sangat dahsyat looh.. karena turunan masalah dari 2 masalah inti ini bisa sangat beragam, pasangan akan saling balas menyakiti dan bisa berujung dengan makin dinginnya hubungan suami istri. lalu perceraian terjadi. Begitu garis besarnya...
Tanya : Masih ingin bertahan???
Jawab : iya..
Tanya : Ada saran???
Jawab : jelas ada..
Tanya : Apa??
Jawab : Perubahan
Tanya : Siapa yang harus berubah??
Jawab : Diri sendiri
Jangan sekali-kali berharap pasangan menjadi seperti yang kita inginkan sesuai frame yang kita punya, jika tidak dimulai dari diri kita sendiri.
Contoh:
- ingin punya suami yang perhatian dan suka membelai, maka berilah perhatian duluan ke suami.
- ingin punya istri yang lembut sikap dan perilakunya, maka bersikaplah lembut dengan sang istri
begitu seterusnya.. sangat Logis!!!
still in progress........
Kami pun melakukan perubahan dalam diri.
Perubahan Besar-besaran!!!
Kami saling memperlakukan seperti kami ingin diperlakukan,
Memberikan cinta tanpa syarat, tanpa pamrih.
Karena kami ingin pernikahan kami berlangsung selamanya..
Demi Cita-cita bersama,, dan
Demi anak-anak :)
Have a good life..........
Wejangan dari Almarhum Mama
Wejangan ini terlontar ketika saya masih SMA.
Dulu, saya tidak mengerti akan maksudnya.
Sekarang, saya jadi paham.
Mama mengerucutkan dan merangkum menjadi 2 permasalahan dasar
yang bisa memicu pertengkaran suami istri didalam rumah tangga, yaitu : UANG dan ANAK.
UANG.
Setiap manusia butuh uang walau uang bukan lah segalanya. Didalam Rumah tangga, uang menjadi masalah vital yang biasa "bikin" ribut suami istri. Kebutuhan yang semakin meningkat, tapi penghasilan yang belum mencukupi. Semakin sibuk, semakin bekerja keras seorang suami, untuk menghasilkan uang yang lebih banyak, mengakibatkan waktu dengan anak dan keluarga semakin berkurang. Toh, ujung-ujungnya karena demi uang.
It's all about the money!!
ANAK.
Hal ini berhubungan dengan pola asuh. Kultur didik suami di keluarganya pasti berbeda dengan kultur si istri dibesarkan. Mungkin juga harapan-harapan suami atau istri ada perbedaan. Membicarakan anak berhubungan dengan sudut pandang. Bisa jadi, bagi sang ayah, pola didik tegas adalah yang terbaik bagi perkembangan anak, sedang si ibu tidak setuju. begitu juga sebaliknya. Pendidikan anak, masa depan anak, anak, anak, anak dan anak. Pada dasarnya, jika menyadari kalau sebenarnya inti dari hal ini adalah karena rasa sayang mereka kepada anak.
Quote : God has a plan for your life <3
Dulu, saya tidak mengerti akan maksudnya.
Sekarang, saya jadi paham.
Mama mengerucutkan dan merangkum menjadi 2 permasalahan dasar
yang bisa memicu pertengkaran suami istri didalam rumah tangga, yaitu : UANG dan ANAK.
UANG.
Setiap manusia butuh uang walau uang bukan lah segalanya. Didalam Rumah tangga, uang menjadi masalah vital yang biasa "bikin" ribut suami istri. Kebutuhan yang semakin meningkat, tapi penghasilan yang belum mencukupi. Semakin sibuk, semakin bekerja keras seorang suami, untuk menghasilkan uang yang lebih banyak, mengakibatkan waktu dengan anak dan keluarga semakin berkurang. Toh, ujung-ujungnya karena demi uang.
It's all about the money!!
ANAK.
Hal ini berhubungan dengan pola asuh. Kultur didik suami di keluarganya pasti berbeda dengan kultur si istri dibesarkan. Mungkin juga harapan-harapan suami atau istri ada perbedaan. Membicarakan anak berhubungan dengan sudut pandang. Bisa jadi, bagi sang ayah, pola didik tegas adalah yang terbaik bagi perkembangan anak, sedang si ibu tidak setuju. begitu juga sebaliknya. Pendidikan anak, masa depan anak, anak, anak, anak dan anak. Pada dasarnya, jika menyadari kalau sebenarnya inti dari hal ini adalah karena rasa sayang mereka kepada anak.
Quote : God has a plan for your life <3
Sabtu, 19 November 2011
Pengajian BMDP tema: keluarga sakinah
BMDP kepanjangan dari Budi Mulia Dua Pandeansari. TK tempat hauzan sekolah dan bermain. Kebetulan setiap sebulan sekali diadakan pengajian rutin yang diselenggarakan oleh ibu-ibu wali murid yang bertugas. Sabtu kemarin tanggal 19 November 2011, pengajian diselenggarakan dan diusung tema keluarga sakinah.
Ustad pemberi ceramah adalah petugas KUA Kota Gedhe Jogjakarta, beliau menginformasikan kalau seminggu sebelum masuk bulan puasa tahun ini, tercatat ada 79 pasutri yang melaporkan gugat cerai dalam waktu seminggu. Menurut beliau, itu yang terbanyak sepanjang sejarah beliau bekerja di KUA.
Yang namanya gugat cerai, tentu saja bukan pihak suami, melainkan istri-istri yang memutuskan ingin bercerai. Disebutkan, paling banyak alasan dari gugatan tersebut karena suaminya 'berselingkuh'. Bahkan sampai, salah seorang Profesor Psikologi bidang keluarga melakukan penelitian, apa ciri-ciri orang berselingkuh. Satu dari kelima ciri yang paling dominan adalah tingkat ibadah sang suami mulai menurun untuk Agama apapun.
Yang menjadi pertanyaan menarik yaitu kenapa para suami menjadi berselingkuh?
Sang Ustadz menginfokan sebenarnya ada hadist yang inti dari artinya:
"Seorang istri harus menjadi Pelacur untuk suaminya."
Suatu hari sang ustadz, pernah mau ceramah di masjid dekat pasar kembang Jogjakarta. Dari situlah beliau belajar dan bisa memberikan advice bagaimana sebagai istri harus bersikap ke suami. Pertama kali masuk ke area tersebut, langsung disambut dengan keramahan yang luar biasa, para wanitanya sangat wangi, dan berani menawarkan diri. Belajar dari hal tersebut, adapun advicenya:
1. Istri harus selalu ramah kepada suami. Menjadi genit dan menggoda kepada suami lebih berpahala, looh..
2. Istri harus selalu wangi. Ini penting sekali, kadang istri tampil cantik dandan ketika mau keluar rumah, tapi kalau dirumah bau minyak angin. Dandan untuk suami juga berpaahala..
3. Istri belajar menawarkan diri kepada suami. Menjadi agresif kepada suami, tanyakan "sekarang atau nanti, pa.." hehehe... ;p
4. Walau punya 10 rewang/asisten rumah tangga, biasanya suami lebih suka diladeni oleh sang istri... makan masakan istri, minum teh/kopi buatan istri, dtemani makan oleh istri, kalau perlu disuapin sama istrinya.. dipijetin istrinya.. ditemani nonton bola sama istrinya.. subhanallah pahalanya.. :D
Insya Allah, suami akan selalu setia dan menikmati pernikahan. Begitu saran dari sang Ustad.,,
Ustadz punya tetangga setengah tidak waras, bukan ustadzah bukan juga orang penting tapi kisah dari beliau membuat banyak istri-istri lain akan menangis. Begini ceritanya:
Suatu hari, suaminya yang seorang pegawai, pulang sekitar jam 9. Kebetulan si istri sudah mulai ngantuk dan kecapekan dengan aktivitas rumah tangga dan anak-anaknya. Maka tertidurlah si istri dan anak-anaknya dengan pulas. Sang suami masih nonton acara televisi lanjut acara bola. Ditengah malam, mungkin si suami merasa lapar ingin dibuaatkan mie instan. Maka dibangunkanlah sang istri. Reaksi istri, dengan kesal langsung marah, ngomel, maki-maki, dan menuding-nuding. kemudian setelah puas, si istri tertidur lagi. Saat adzan subuh tiba, si istri terbangun dan merasa bersalah karena sudah marah kepada suami, ingin menebus kesalahan dan ingin menanyakan ke suami, masih lapar dan mau dibuatkan mie instan rebus atau goreng. Suami yang tertidur diatas sofa, ditepuk-tepuk dibangunkan. Berkali-kali tidak juga bangun, ternyata suaminya sudah meninggal. Istri menangis menyesal seumur hidupnya. Setiap hari, setiap bertemu istri-istri, dia akan berkata, "Kalau suaminya minta sesuatu, segera dibuatkan dan segera dilakukan ya bu... jangan seperti saya, marah-marah, akhirnya menyesal karena tidak bisa memberikan permintaan terakhir suami."
Ustadz pun memberikan ciri suami yang baik adalah (justru) kalau kita para istri marah, dan ngelunjak maka suami akan lebih marah dan lebih galak. Justru perlu dikhawatirkan punya suami yang pendiam dan menahan marah jika istrinya marah, ngomel atau bersikap 'aneh-aneh' atau menyebalkan menurut suami, karena ada 2 kemungkinan yaitu selingkuh atau punya penyakit jantung.
Sebenarnya, tidak ada yang namanya wanita penggoda suami, jika para istri bisa menggoda suaminya sendiri.... Setiap keluarga pasti selalu ingin pernikahannya langgeng, semoga pesan moral dari ceramah ini bisa dijadikan pelajaran berharga untuk para istri..
Semoga bermanfaat :)
Ustad pemberi ceramah adalah petugas KUA Kota Gedhe Jogjakarta, beliau menginformasikan kalau seminggu sebelum masuk bulan puasa tahun ini, tercatat ada 79 pasutri yang melaporkan gugat cerai dalam waktu seminggu. Menurut beliau, itu yang terbanyak sepanjang sejarah beliau bekerja di KUA.
Yang namanya gugat cerai, tentu saja bukan pihak suami, melainkan istri-istri yang memutuskan ingin bercerai. Disebutkan, paling banyak alasan dari gugatan tersebut karena suaminya 'berselingkuh'. Bahkan sampai, salah seorang Profesor Psikologi bidang keluarga melakukan penelitian, apa ciri-ciri orang berselingkuh. Satu dari kelima ciri yang paling dominan adalah tingkat ibadah sang suami mulai menurun untuk Agama apapun.
Yang menjadi pertanyaan menarik yaitu kenapa para suami menjadi berselingkuh?
Sang Ustadz menginfokan sebenarnya ada hadist yang inti dari artinya:
"Seorang istri harus menjadi Pelacur untuk suaminya."
Suatu hari sang ustadz, pernah mau ceramah di masjid dekat pasar kembang Jogjakarta. Dari situlah beliau belajar dan bisa memberikan advice bagaimana sebagai istri harus bersikap ke suami. Pertama kali masuk ke area tersebut, langsung disambut dengan keramahan yang luar biasa, para wanitanya sangat wangi, dan berani menawarkan diri. Belajar dari hal tersebut, adapun advicenya:
1. Istri harus selalu ramah kepada suami. Menjadi genit dan menggoda kepada suami lebih berpahala, looh..
2. Istri harus selalu wangi. Ini penting sekali, kadang istri tampil cantik dandan ketika mau keluar rumah, tapi kalau dirumah bau minyak angin. Dandan untuk suami juga berpaahala..
3. Istri belajar menawarkan diri kepada suami. Menjadi agresif kepada suami, tanyakan "sekarang atau nanti, pa.." hehehe... ;p
4. Walau punya 10 rewang/asisten rumah tangga, biasanya suami lebih suka diladeni oleh sang istri... makan masakan istri, minum teh/kopi buatan istri, dtemani makan oleh istri, kalau perlu disuapin sama istrinya.. dipijetin istrinya.. ditemani nonton bola sama istrinya.. subhanallah pahalanya.. :D
Insya Allah, suami akan selalu setia dan menikmati pernikahan. Begitu saran dari sang Ustad.,,
Ustadz punya tetangga setengah tidak waras, bukan ustadzah bukan juga orang penting tapi kisah dari beliau membuat banyak istri-istri lain akan menangis. Begini ceritanya:
Suatu hari, suaminya yang seorang pegawai, pulang sekitar jam 9. Kebetulan si istri sudah mulai ngantuk dan kecapekan dengan aktivitas rumah tangga dan anak-anaknya. Maka tertidurlah si istri dan anak-anaknya dengan pulas. Sang suami masih nonton acara televisi lanjut acara bola. Ditengah malam, mungkin si suami merasa lapar ingin dibuaatkan mie instan. Maka dibangunkanlah sang istri. Reaksi istri, dengan kesal langsung marah, ngomel, maki-maki, dan menuding-nuding. kemudian setelah puas, si istri tertidur lagi. Saat adzan subuh tiba, si istri terbangun dan merasa bersalah karena sudah marah kepada suami, ingin menebus kesalahan dan ingin menanyakan ke suami, masih lapar dan mau dibuatkan mie instan rebus atau goreng. Suami yang tertidur diatas sofa, ditepuk-tepuk dibangunkan. Berkali-kali tidak juga bangun, ternyata suaminya sudah meninggal. Istri menangis menyesal seumur hidupnya. Setiap hari, setiap bertemu istri-istri, dia akan berkata, "Kalau suaminya minta sesuatu, segera dibuatkan dan segera dilakukan ya bu... jangan seperti saya, marah-marah, akhirnya menyesal karena tidak bisa memberikan permintaan terakhir suami."
Ustadz pun memberikan ciri suami yang baik adalah (justru) kalau kita para istri marah, dan ngelunjak maka suami akan lebih marah dan lebih galak. Justru perlu dikhawatirkan punya suami yang pendiam dan menahan marah jika istrinya marah, ngomel atau bersikap 'aneh-aneh' atau menyebalkan menurut suami, karena ada 2 kemungkinan yaitu selingkuh atau punya penyakit jantung.
Sebenarnya, tidak ada yang namanya wanita penggoda suami, jika para istri bisa menggoda suaminya sendiri.... Setiap keluarga pasti selalu ingin pernikahannya langgeng, semoga pesan moral dari ceramah ini bisa dijadikan pelajaran berharga untuk para istri..
Semoga bermanfaat :)
Saya Sedih dan Marah
Saya punya masalah dengan amarah. Saya termasuk orang yang panikan, tidak sabar dan sangat pemikir. Di blog ini, saya bercerita apa adanya, sebagai jalan untuk lebih meringankan beban pikiranku karena hampir semua hal dipikirkan. Biasanya sambil menulis, saya belajar menemukan solusi, langkah-langkah dan pelajaran yang bisa saya petik supaya dapat dijadikan prinsip serta pedoman untuk menyelesaikan masalah saya untuk saat ini. Bukankan semakin bertambah umur, semakin banyak pengalaman maka cara mengatasi masalah pun akan berkembang? :)Saya pernah berdiskusi dengan seseorang yang sangat spesial (bagi saya.red) tentang respon diri saat mengatasi masalah, amarah, kecewa dan kesedihan. Kebetulan, orang yang saya ajak diskusi ini (sebut saja Mr. Y), adalah orang yang memiliki 'sumbu pendek'. Kejadian apapun, entah siapapun orangnya, sebab akibatnya bagaimana sampai terjadi masalah (menurut Mr.Y) yang membuat sumbunya tersulut, maka Mr. Y akan langsung meledak. Ledakannya tidak dapat dibedakan untuk masalah yang kecil, sedang atau besar, semuanya sama, semuanya eksplosif. Baginya, menyelesaikan masalah dengan amarah saat itu juga, akan melegakan hatinya, daripada menyimpan uneg-uneg bikin sakit maag nya kambuh. Berbeda dengan saya, 180 derajat jauh berbeda. Ketika saya ditimpa suatu masalah baik yang remeh temeh maupun besar. Respon awal saya, pasti diam dan menganalisis. Ini yang menarik menurut Mr Y, saya menganalisis masalah sekaligus orangnya. Dalam diri saya, saya menilai apakah masalah yang diributkan cukup tergolong kategori worth it untuk diributkan? Jika iya, saya pasti akan mengakui kesalahan, meminta maaf dan berusaha menjadi lebih baik. Jika tidak, saya mulai berpikir, kenapa masalah seperti ini bisa membuat anda sebegitu marah? kan bisa dibicarakan dengan cara yang lebih baik dan santai.. lalu saya tidak merespect orang yang meributkkan hal sepele tersebut. Kemudian, saya pun menilai orang tersebut. Saya punya pendapat, kalau semakin tinggi kualitas seseorang, semakin tinggi tingkat keimanan seseorang dan semakin banyak pengetahuannya, maka orang tersebut tidak akan meributkan hal-hal sepele, remeh temeh dan apalagi yang masih bisa ditoleransi, kecuali masalah SARA itu baru masalah besar. Ketika, menahan gejolak marah karena diusik oleh pola pikir negatif orang lain, tidaklah mudah, karena saking kesalnya lalu saya pun akan menangis dalam diam. Saya pernah menahan marah selama bertahun-tahun, dalam hati selalu berkata "ikhlaskan..ikhlaskan..." tapi tidak pernah ikhlas. Dalam Islam, semua permasalahan dan pertanyaan sudah ada jawabannya yaitu Al-qur'an dan hadist. Lihat Nabi Muhammad SAW, ketika dicaci maki, direndahkan, dilempari kotoran dan dihina, beliau tetap saja membalas dengan kebaikan. Saya yakin semua orang yang tau kisah ini, sadar kalau itu memang cara yang paling benar: membalas kejahatan dengan kebaikan maka semua akan menjadi baik. Tapi, kebanyakan orang juga pasti akan merasa buntu dan stagnant diposisi depresi menahan amarah dan kecewa. Tidak tahu bagaimana pola berpikir yang tepat untuk bisa membalas hal buruk dengan kebaikan hati. Betapa, tingkat keimanan saya masih sangat rendah.. :(Saya beribadah dan berdoa untuk diberikan kelegaan hati, tapi sekarang saya baru sadar kalau Allah menginginkan saya untuk berfikir dan mencari cara yang bijak untuk melegakan hati, mengikhlaskan dan keep moving forward. Karena ikhlas itu adalah proses, tidak serta merta diberikan oleh Allah dalam satu kali doa. Saya masih harus banyak belajar dan berlatih untuk berdamai dengan diri sendiri. Saya selalu memikirkan dampak jika saya marah, dan saya selalu merasa menyesal luar biasa jadi membiarkan amarah itu keluar tanpa kontrol. Saya harus belajar menyikapi masalah dan mengeluarkan kata apa yang mesti saya ucapkan dengan tepat dan pas untuk mengungkapkan isi hati. Saya baru saja menyadari, kalau dalam diri masing-masing individu ada satu titik monster marah dalam hati. Itu analoginya. Monster ini sangat menikmati rasa adiksi ketika marah, baginya sangat nikmat, semakin dia marah maka semakin bertambah besarlah si monster. Didalam diri kita, juga ada pasukan patroli yang akan membela diri kita, biasanya itu adalah pembelaan ego. Si pasukan patroli (pembelaan ego) ketika menyadari kalau ada monster marah yang mulai mengganggu stabilitas kerajaan (hati kita), maka akan melakukan aksi tegas dan keras untuk mengusir si monster marah. Bukannya pergi, si monster malah bertambah besar, semakin jelek bentuknya, semakin bau dan menjjijikkan. Pasukan patroli si pembela ego akan semakin gusar dan semakin keras sikapnya, lalu semakin besarlah si monster, dan semakin merusak kerajaan (hati).Nah, biasanya sang raja yang bijak (hati nurani), jarang sekali muncul kepermukaan, biasanya semakin diabaikan maka sang raja akan jarang tampak duduk memantau kondisi kerajaan. Tapi, jika sering disapa, dihormati, dan dibutuhkan maka sang raja dengan suka hati akan selalu memberikan perhatian lebih kepada kerajaan. Anggap saja, diri kita sedang ingin dekat dengan sang raja, bagaimana caranya? akuilah kalau diri kita sedang sedih dan marah, sedang kecewa, sedang menderita. Katakan selamat datang dengan rasa sedih, rasa marah dan rasa sakitnya. Relakan sakit itu, terimalah dengan tangan terbuka. Lalu raja pun akan keluar, tersenyum penuh kasih dan tanpa diminta akan mengatasi monster marah dengan cara yang sangat bijak. Raja sangat paham bagaimana harus bersikap kepada si monster marah, yaitu dengan cara memperlakukannya dengan baik, dengan ramah, dengan sukacita, dengan senyum bahagia. Monster marah yang merasakan hal-hal baik pelan-pelan akan menyusut badannya, semakin kecil, terus mengecil sampai akhirnya akan lenyap. Ini bukanlah hal yang konyol atau payah. Jika pembaca masih merasa kalau analogi seperti ini tidak masuk akal, atau tidak ingin mencobanya karena berfikir berbuat baik kepada orang yang sudah jahat ke kita atau berbuat baik kepada diri sendiri yang sedang diliputi kemarahan adalah perbuatan hina yang merendahkan diri, berarti pasukan patroli Anda ber-kudeta dan berkuasa melebihi sang raja. Saya juga baru mempelajari tentang hal ini, masih butuh belajar dan berlatih untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Mari belajar berdamai dengan diri sendiri :)Semoga bermanfaat :)
Quote : The only size that matters is the size of your heart
Kamis, 17 November 2011
G.O.S.S.I.P
Saya memiliki seorang kakak yang selama beberapa tahun sejak saya mengenalnya bahkan sampai sekarang, beliau selalu rajin dijadikan bahan gosip. Kebetulan karakter beliau memang pendiam. Jadi, orang-orang makin bersemangat menyebarkan cerita. Tapi, lambat laun (setelah bertahun-tahun derita), orang-orang mulai "berfikir" (syukurlah kalau punya otak) siapa yang salah siapa yang benar. Apalagi, beliau tidak pernah membalas dengan menyebar cerita buruk juga, melainkan dengan sikap cuek, tetap hormat-respect kepada orang lain (apalagi si penyebar gossip), menunjukkan progres diri dengan prestasi serta selalu mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.
Sebelum saya menulis tentang GOSSIP. Saya tekankan, kalau saya pernah menjadi tiga-tiganya dari tiga hal yang membuat gossip menjadi semakin eksis. Testimoni pribadi, kondisi paling tidak menyenangkan diawal sampai akhir adalah menjadi korban gossip. Dan ternyata, mau kondisi di kampung atau di kalangan elit, mau tingkat pendidikan biasa bahkan berpendidikan tinggi, dimanapun, selama kita hidup bersosial, kita akan bertemu dengan gossip..
1. Adanya orang yang mencetuskan 'gossip'
2. Orang yang mendengar gossip,
3. Sikap orang yang menjadi korban dari munculnya gossip tersebut.
'sharing' dapat meringankan masalah yang diderita, biasanya lebih suka untuk didengarkan berbagai macam uneg-uneg nya. Kadang saking semangatnya bercerita sampai lupa akan solusi dan langkah-langkah yang seharusnya diambil supaya masalah cepat selesai.
Pria sebenarnya juga suka ber-gossip, untuk tujuan tertentu. Ada politik yang terkandung didalam gossip antar pria, biasanya berhubungan dengan karakter dan nama baik. Maka dari itu, biasanya para pria (terutama suami) kurang begitu setuju jika memiliki pasangan yang senang untuk 'ber-gossip atau sharing atau berbagi kisah'. Mereka khawatir, jika efek dari "sharing' itu berbuntut 'ga enak'. Mereka (pria) lebih tertarik dan terfokus pada penyelesaian masalah dan diusahakan yang "win-win solution".
Adanya orang yang mencetuskan gossip. Biasanya bermula dari pemikiran, asumsi, ekspektasi berlebih yang tidak sesuai dengan kenyataan. Lalu diceritakan. Dilebih-lebihkan untuk mendapatkan 'atensi'. Biasanya, orang yang gemar mencetuskan gossip adalah orang-orang yang butuh perhatian lebih, tidak
dewasa karena sibuk menyalahkan sekitar, keadaan dan orang lain. Orang tersebut menganggap kalau dirinya lebih baik dari pada (misalnya) orang lain. Maka akan muncul kata-kata, "SEHARUSNYA KAN DIA... BLA,, BLAA,, BLAA...". Orang seperti ini biasanya adalah orang yang tidak punya kerjaan, karena tidak ada hal lain yang bisa dia kerjakan dan pikirkan selain berpikir negatif terhadap sekitar.
"Hmm... SEHARUSNYA, dia kan bla, bla, bla..."
Orang yang mendengar gossip. Sebenarnya disinilah kunci utama jika mendengarkan berita atau gosip. Pendengar gossip mempunyai 4 pilihan, yaitu:
1. Mencari-cari bahan pembicaraan lalu menyebarkan gossip yang baru didengar.
2. Terpengaruh dengan gossip, lalu setuju cerita dari satu pihak, meyakininya seolah-olah pernah mengalami.
3. Menyampaikan cerita/gossip/asumsi kepada orang yang sedang digosipkan
4. Tidak terpengaruh dengan gossip, apalagi info dari satu pihak saja, memberikan argumen yang positif kepada pencetus asumsi, dan cerita berhenti sampai disitu.
Sikap orang yang menjadi korban dari munculnya gossip tersebut. Paling tidak enak berada diposisi ini, biasanya orang yang digosipkan akan shock merasakan perubahan lingkungan terhadapnya. Biasanya juga, orang yang digosipkan "tidak mengerti' letak kesalahannya sehingga bisa dijadikan topik gossip. Awalnya pasti akan merasa sedih, kepikiran, depresi. Tapi lambat laun, akan berusaha mengatasi masalah. Belajar dari kakak yang biasa jadi bahan gossip itu, akan lebih baik jika menyikapi gossip yang ditujukan kepada kita dengan cara :
gossip, perhatikan bagaimana caranya me
2. Tetap menjaga hati dan memberikan yang terbaik untuk semua orang termasuk yang sudah jahat ke kita.
Melakukan hal ini memang tidak mudah, tapi jika kita yakin bisa pasti akan bisa.. Hal inilah yang menjadikan kita berbeda, hebat dan luar biasa dibanding orang-orang kebanyakan.
3. Dekatkan diri dengan Yang Maha Kuasa.
Kepada siapa lagi tempat berkeluh kesah kalau bukan kepada Allah. Dia-lah sang pemilik hidup, Yang Maha Benar, Yang Maha Melihat. Dia tentu tidak tidur, jadi akan membantu hambanya menemukan kondisi terbaik menurut-Nya.
Keep SMILE..!!!!
Quote for the day : Remember there are two sides to every story, and if you are not willing to listen to both sides, don't be so quick to make your judgement on what you have heard
Langganan:
Postingan (Atom)