Rabu, 30 November 2011

university of life



hidupku seperti potongan-potongan puzzle yang terserak,
aku harus merangkainya pelan-pelan
butuh waktu dan kesabaran..
supaya menjadi satu gambar utuh yang sempurna

aah.. betapa hidupku ini bagaikan mukjizat
karena ada orang-orang yang datang dan pergi dlm hidupku,
ada orang yang sama sekali ga kukenal, bertemu orangnya pun belum pernah
tapi jadi baik, saling keep in touch dan memberi support.
teman-sahabat yang bertahan dengan segala sikapku yg menyebalkan
memberi waktu untuk mau bersabar dan berdoa (baca: mendoakanku) pada Allah
dan berkata, "jika kita memang bersahabat ya Allah, kita akan bisa melalui ini semua"
serta keluarga yang berkarakter ekstrim penuh semangat penuh harapan.
Aku yakin, mereka masih terus berdoa untukku.......

Mereka yang merindukanku yang dulu,
#hahahahahahahahahaaa... ketawa sambil nangis#
Beliau yang telah tiada berpesan di album kenangan untukku
"supaya terus tersenyum dan jangan murung"

Mungkin aku butuh waktu untuk memaafkan diri sendiri
Proses yang panjang dan penuh kasih sayang,
Terimakasih sudah mau bersabar


"People can be more forgiving than you can imagine"
"But you have to forgive yourself"
"Let go of what's bitter and move on"

Minggu, 27 November 2011

Galau atau Bahagia?

Terinspirasi dari status temen yang isinya:
Akhir2 ini sering banget denger kata "Galau", atau emang sekarang lagi banyak yang galau? hehehe,,, Tidak masalah jika ingin ber"Galau" ria selama kita masih ingat makna kata Galau itu sendiri : (G)od (A)lways (L)istening (A)nd (U)nderstanding.... :)
............................................................................................................................


A = Accept your reality
B = Be Present. Be Bold
C = Create something exciting
D = Drink plenty of water. Dance
E = Exercise daily. Eat fresh foods
F = Feel your emotions. Face fear
G = Go outside and observe nature. Give
H = Hug often. Help other
I = Ignite your passions


J = Jump through your comfort zone
K =Kiss passionately. Keep looking and moving forward
L = Laugh. Love. Learn to let go
M = Meditate daily. Make goals
N = Never give up of what you want
O = Own a pet. Observe beauty
P = Pray. Paint. Play an instrument
Q = Quit a bad habit. Quiet your mind
R = Read. Relax. Reinvent yourself
S = Smile. Sleep. Simplify
T = Take power naps. Talk wisely
U = Unleash your strength
V = Vent. Visualize your dream
W = Walk. Write. Watch the sunset
X = Xerox your smiling face
Y = Yell less. Yield to your thoughts
Z = Zap negativity

hmmm.... kita coba yuuukkss... ^^

Quote : Happiness is a journey not a destination. Happiness is a choice!!


Sabtu, 26 November 2011

ami

Dalam Bahasa Perancis, AMI artinya adalah teman, sahabat.

mon ami = temanku atau sahabatku

Kalian adalah temanku, sahabatku
dan
Saya adalah temanmu, sahabatmu


Teman tetaplah manusia biasa, 
yang punya kehidupan sendiri,
yang punya jalan pikiran sendiri,
yang punya pendapatnya sendiri,
yang punya cita-citanya sendiri, dan 
yang punya masalahnya sendiri.




Kalian juga begitu,
Saya pun juga sama.


Teman selalu hadir
Sahabat selalu ada
Mereka tidak pernah benar-benar meninggalkan kita
Mereka selalu ada, hanya sedikit sibuk tenggelam dengan aktivitas dan pikirannya sendiri.

Good Friends is like a stars. You don't always see them, but you know they're always there


Tidak pernah ada yang namanya mantan teman atau mantan sahabat,
Perpecahan hanya ada dan dikatakan oleh ego dan asumsi kita,
karena perbedaan pendapat dan pola berpikir,
jika ditarik garis lurus, inti dari timbulnya masalah adalah karena rasa sayang dan peduli,
Seiring berjalannya waktu,
Segala debat, asumsi negatif dan cara berteman yang tidak sesuai akan menjadi bias,
karena terfokus pada inti dari sebuah hubungan yaitu rasa kasih sayang.

Teman-teman yang baik adalah baik untuk Anda. Melalui mata seorang teman dekat, kita menjadi diri kita sendiri dan melihat diri kita sendiri - Michael Thompson, Ph.D


Yang bisa dilakukan sebagai seorang teman dan sahabat hanyalah,
ikut berbahagia dengan kehidupannya,
menghargai jalan pikirannya,
berusaha memahami pendapat pribadinya,
selalu mendukung cita-citanya, dan
mendoakan yang terbaik supaya masalah nya segera selesai.

Stay keep in touch, and smile together 



Alhamdulillah, Allah memberikan banyak teman dan sahabat yang sangat menyayangiku.

Walaupun, saya (merasa) kalau saya ini aneh dan berbeda, mereka tetap saja sayang denganku.
Sungguh beruntung-nya saya bisa mengenal kalian.....
You are the best..!!!!!!! thanks alot... :)
i love u all..



Rabu, 23 November 2011

about LOVE

Seingat saya, satu-satunya tokoh yang bisa menggambarkan cinta tanpa syarat adalah ayahnya penulis besar, Andrea Hirata. Andrea menceritakan ayahnya dengan sangat gamblang yaitu sosok yang tidak banyak bicara, lebih banyak mendengarkan, menenangkan, senakal apapun Andrea ketika masih kecil, sang ayah tidak pernah marah, tidak berharap lebih, hanya banyak berdoa untuk Andrea. Saat Andrea nakal semasa SMA,, sehingga mendapat peringkat yang buruk, ayahnya pun tidak merasa malu, masih ada untuk Andrea. Apapun cita-cita dan apapun yang dilakukan Andrea, pasti didukung sang ayah. Ayahnya mencintai Andrea Hirata bagaimanapun juga dalam kondisi baik dan buruk, tanpa syarat. Tak heran, kalau Andrea Hirata sangat memuja sang ayah sampai membuatkan satu kisah dalam buku kecil berjudul "sebelas patriot". Jujur, saya sampai menangis dan tertawa membaca buku yang lumayan tipis itu.

Ketika SMA, saya membeli dan membaca buku yang berjudul, "mekarlah dimanapun Anda berada", buku tersebut mengajarkan untuk mencintai tanpa syarat. Sayangnya, walau sudah dibaca berulang kali, saya tidak mendapatkan point yang pas untuk menggambarkan seperti apakah mencintai tanpa syarat itu. Bahasanya kurang sederhana.

Saya belum pernah mencintai seseorang atau siapapun tanpa syarat. Bagi saya, itu adalah pencapaian tertinggi karena yang bisa mencintai sampai seperti itu pastilah orang-orang hebat, seperti Nabi Muhammad, Mother Theresa, dan orang-orang yang akan dikenal namanya ribuan tahun.

Apa bukti saya (merasa) belum bisa mencintai tanpa syarat?
- Saya (merasa) masih mempunyai frame atau harapan tinggi atau checklist atau pandangan dan toleransi yang tergolong sempit dalam memandang segala hal baik itu kecil apalagi besar.
- Saya (merasa) masih mudah marah untuk hal-hal sepele.
- Saya (merasa) mencintai orang lain dengan konsep "saling", harus dari dua arah.
- Saya (merasa) belum bisa menerima seseorang apa adanya.

Saya mengakuinya, saya tidak akan menyangkalnya. Saya masih sangat jauh dari sempurna,
Saya harus banyak belajar, Sekarang saya masih terus belajar.

Belajar dari cinta Allah kepada seluruh makhluk dimuka bumi.
Dia berikan kita udara untuk bernafas walau kita sering berbuat dosa,
Seluruh indra dan organ kita berfungsi dengan sempurna walau kita lalai solat,
Dia memberikan cintanya tanpa syarat kepada manusia, walau manusia sering melupakan-Nya.
Dia lah pemilik Cinta Sejati.


Cinta tanpa syarat, yaitu:
 "apapun yang terjadi dan apapun yang kamu lakukan, 
pintu hatiku akan selalu terbuka untukmu"


Dalam perenungan singkat, saya pun berkesimpulan (ya, sama seperti asumsi kalian semua), kalau segala cobaan yang kita alami adalah ujian sebesar apa cinta kita terhadap sesuatu?

contoh umum, yaitu:
Dalam ceramah agama pun pasti sering mendengar kalau, cobaan adalah bukti sayang dan cinta Allah kepada umatnya, mungkin penjelasannya yang saya perpanjang sendiri adalah, ketika seseorang mengaku dan berikrar kalau dirinya mencintai Tuhan mereka, beriman dan bertakwa, maka Tuhan (Allah) akan minta bukti bukan janji dengan cara menguji cinta umatnya dengan cobaan. Karena sudah jelas, Allah mencintai umatnya, yang jadi pertanyaan adalah sebesar apa cinta umat kepada-Nya.
Contoh lainnya, yaitu :
Setiap orangtua pasti mencintai anaknya. Saking cintanya kadang menganggap anak sebagai prestige. Sesuatu yang sangat dibangga-banggakan prestasi anak, diagungkan secara berlebihan, sampai kadang tak sadar kalau menjadi sombong setiap membicarakan tentang si anak. Allah pun, menguji cinta orangtua kepada si anak. Suatu ketika, si anak yang (misalnya) kuliah di jurusan paling bergengsi atau setelah lulus dengan gelar yang panjang, tidak ingin menjadi seorang profesional atau pegawai tapi memilih menjadi wirausaha. Mendadak segala kebanggaan orangtua kepada anak menjadi dipertanyakan. Cinta orangtua menjadi bias, apakah benar tanpa syarat? apakah harus menjadi profesional/pegawai baru akan dicintai, disanjung dan dibanggakan? silakan direnungi jika kalian menjadi orangtua. Jika cinta tanpa syarat adalah memberi lebih, lalu apakah masih berekspectasi banyak dengan anak anda untuk begini begitu?
Contoh lainnya yaitu:
Orang yang telah memiliki segalanya, berada di atas angin, atau sedang naik daun, uang bukan masalah, semua orang ingin menjadi teman dan dekat, memiliki pasangan yang sepadan, segala popularitas, nama baik dan kelebihan duniawi sedang dimiliki. Orang ini suka lupa diri, gengsi dan sombong. Orang ini mencintai hidupnya. Bahagia dengan hidupnya. Baginya hidupnya sangat sempurna. Dia lupa hidup bagai roda berputar, dan hidup didunia hanya sementara, lalu Allah menguji cintanya kepada hidup dengan memberinya cobaan yang membuat hidupnya 180 derajat sangat berbeda dengan hidupnya sekarang. Apa yang terjadi? semua orang yang dulu dekat menjadi jauh, nama baik menjadi buruk, pasangan yang sepadan meninggalkannya, harta bendanya ludes, popularitasnya menurun dan hidupnya sebatangkara. Lalu apakah dia masih akan mencintai hidupnya lalu bahagia? pastinya tidak. Cintanya kepada hidup selain sangat fragile, juga ada syaratnya. Kebahagiaan hidupnya akan dipertanyakan oleh dirinya sendiri. Kebahagiaan sejati adalah mencintai Allah.
Ada lagi contoh:
Pernah dengar tentang cerita pasangan yang saling mencintai, ketika ditanya apa alasan jatuh cinta, jawabannya adalah karena fisik, kecantikan/ketampanan, materi dan sebagainya. Suatu hari, cintanya kepada fisik pasangan diuji, dengan kebakaran yang membuat tubuh apalagi wajah pasangan menjadi melepuh dan rusak. Apakah cintanya cukup kuat untuk tetap bertahan? Apakah akan tetap mencintai pasangan  yang secara fisik sudah tidak sempurna? hmmmm... renungkan!
Apakah masih ada JIKA atau KALAU atau ANDAI atau TAPI ketika Anda mencintai sesuatu?
kalau iya, itu bukanlah cinta tanpa syarat, teman...

Adakah orang yang akan mencintai kita tanpa syarat? PASTI ADA, tapi entah dimana... hehehe..;p
Sungguh beruntung, jika ada orang yang dicintai tanpa syarat. Karena tidak ada komparasi dengan hal-hal perfect, Dicintai apa adanya, tanpa alasan apapun, bahkan mendukung dan berdoa yang terbaik untuk kebahagiaannya apapun pilihannya meskipun tidak umum jalan yang ditempuh, ekstrim dan diluar kotak (out of the box). Sungguh indah dan damai dunia ini, jika kita bisa mencintai SIAPAPUN tanpa syarat.. maka tidak akan ada yang namanya depresi, bunuh diri, penyakit hati, perpecahan, perang dan hal-hal yang bisa menyakiti sesama manusia.

Didalam Islam, sering diingatkan untuk melakukan segala sesuatu harus didasari karena cinta kita kepada Allah. Ketika kita menikah karena cinta kita kepada Allah, bukan kepada pasangan kita. Punya anak, karena cinta kepada Allah, Punya harta benda karena cinta kita kepada Allah. Kenapa?? Karena duniawi bersifat sementara, hanya titipan, hanya mampir minum teh, dan hanya Allah-lah sebenar-benarnya cinta. Dia lah cinta sejati yang akan mencintai kita tanpa syarat 
dan paling layak mendapatkan cinta kita.

Semoga bermanfaat ^^

Selasa, 22 November 2011

kenyataan memang menyakitkan

Jarang ada yang suka dikritik. Dari seribu orang mungkin hanya satu orang yang bisa menerima kritikan dengan lapang dada. Sedangkan untuk seribu orangnya lebih suka mengkritik, memberi komentar tajam, negatif dan mendikte.

Dulu, saya sering mengkritik, memberi saran yang tidak diminta, atau menyindir. Apapun kukritisi. Tapi akan sangat tersinggung dan marah kalau dikritik. Saya melakukan penyangkalan. Padahal (mungkin), orang lain yang mengkritik itu adalah untuk kebaikan kita atau sekedar menyadarkan kita tentang seperti apakah kita ini. Mengatakan kebenaran kadang memang tidak selalu dengan cara yang baik, sampai beberapa waktu lalu, saya masih berpegang teguh dengan prinsip itu sampai suatu hari saya juga kena dampak dari kritik. Saya dikritik dan ego saya tidak terima. Saya marah dan saya menyangkal apapun kata pemberi kritik. PENYANGKALAN adalah ekpresi tercepat EGO dalam merespon kebenaran.
Apakah kalian juga begitu, maksudnya lebih suka mengkritik tapi ga suka kalau dikritik? kalau iya,, ternyata hal ini manusiawi yaa... sesuatu banget.... :D

Pernah ada yang bilang kalau saya ini termasuk orang yang sensitif. Kata sensitif, membuat saya jadi marah lalu selalu (tanpa sadar) akan menyangkalnya. Bertahun-tahun saya benci kalau saya dikatain sensitif. Saya bersikap seolah-olah saya ini bukan orang yang sensitif. Semakin saya menyangkal kesensitifan perasaan saya, semakin saya menjadi orang yang sensitif. Saya merasa sangat rapuh dan tidak berdaya dengan perasaan sensitif yang ada didalam diri.

Sampai suatu hari, saya berbincang dengan seorang senior (sebutan saya kepada orang (perempuan-istri-ibu.red) yang lebih tua umur dan pengalamannya, dan saya anggap berkualitas), beliau nyeletuk dan mengingatkan kalau, "mbak Nita ternyata apa-apa sukanya dipikir yaa... apa ga bsa lebih santai hidupnya, sudahlah, jalani saja,, hidup tuh yang penting happy ".  Saya kaget dan tersentak. Sepulang dari rumah senior, saya memikirkan kata-katanya (uuuh, saya selalu begitu). Berhari-hari, saya menyangkal kata-katanya. Akhirnya, ketika bangun tidur dipagi yang hujan, saya menerima sepenuh hati, memandangi diri didepan cermin dan menyapa diri sendiri "Selamat pagi, Nita cantik yang sensitif dan pemikir" :D :D Kalian tau apa yang terjadi selanjutnya, saya jadi lebih mencintai diri saya sendiri dan mkenemukan bukti-bukti penguat penuh cinta yang membuat saya semakin mencintai diri sendiri.

Banyak orang-orang hebat adalah dulunya adalah seorang yang sensitif dan pemikir. Bisa menjadi hebat karena mereka berhasil mengerahkan seluruh diri dan jiwa (sensitif dan pemikir) untuk kepentingan orang banyak. Mereka berhasil berdamai dengan dirinya sendiri sehingga mereka menjadi orang yang bijak. Mereka mengeksplore kesensitifan dan pemikiran mereka sehingga menjadi sebuah karya yang sangat bernilai, contoh: lampu, puisi, lukisan, musik, novel, ilmu pengetahuan, listrik, pesawat terbang, teknologi dsb. Orang-orang sukses tersebutlah yang awalnya adalah orang sensitif dan pemikir.

Sampai hari ini, saya sering berkaca didepan cermin dan menyapa "Hai Nita, Sedang berfikir apa kah dirimu? Sedang merasakan apa?" hahahaa... Berfikir membuat otak selalu bekerja. Sensitif membuat hati selalu waspada. Itu membuat semakin mencintai diri sendiri. Bukan karena ego atau kenarsisan tapi karena penerimaan bukan penyangkalan. Ini kenyataan.

Nah, ada orang yang ngatain saya gemuk.... oh nooo!!!!! menyakitkaaaaaannn!!! tapi itu kan kenyataan, cyiiinn... untuk apa disangkal. Terima kenyataan, lalu fokus kepada solusinya. Yang harus dilakukan justru adalah, menurunkan berat badan, dengan atur pola makan dan banyak olahraga.

Lalu, apakah kalian pernah melakukan penyangkalan dari kritikan pedas? atau sindiran? atau saran-saran yang tidak diminta padahal untuk kebaikan kalian sendiri?
Orang bijak, justru akan menerima hal tersebut, jika itu untuk kebaikan kita, maka terimalah dengan lapang dada dan gunakan sebagai perbaikan diri.

Dikutip dari pesan seorang sahabat kepada saya (masih saya simpan), pada suatu ketika saya sedang down:
"Teman dan orang yang sayang dengan kita, selalu berkata benar (walau mungkin caranya menyakitkan dan tidak bisa diterima ego kita), bukan membenarkan perkataan kita"
Sebenarnya masalah cara penyampaian kritik, sindiran atau apapun masih menjadi hal yang paling penting buat saya. CARA penyampaian harus yang SMOOTH. Bagi saya, cara penyampaian yang kasar walau maksudny baik tetap akan butuh waktu lama untuk bisa diterima plus hubungan relationship yang baik akan dipertaruhkan kalau caranya kasar, mendikte dan sok bangettt. Jadi haruslah dengan cara yang paling smooth sebisa mungkin, kenapa? karena saya adalah orang yang sensitif ^^ hehehehe... sebenarnya, ga mesti karena saya sensitif, tapi saya yakin semua orangpun PASTI akan tidak suka dengan cara penyampaian yang kasar, mendikte dan sok tau tentang sesuatu hal.  Akhirnya, sayapun belajar untuk menyapaikan sesuatu dengan cara yang paling smooth menurut saya. Semoga orang-orang bisa nenerima pikiran dan pendapat saya dengan lapang dada.. amiiiiiinnn :)

Masih banyak kritikan pedas, sindiran dan saran yang sebenarnya untuk kebaikan dan membuatku tersadar, who i am....masih dalam tahap diterima dengan baik, diendapkan lalu akan saya pikir dulu, ihihihihiii.. kata lainnya adalah but still in progress... . :) ;p ;p

Say thanks to all my friends, my family and my love ^^.

Senin, 21 November 2011

Siapa bilang, jadi istri itu mudah????

Saya mengambil pelajaran dan merangkum dari segala masalah yang terjadi di 5 tahun pernikahan.
Saya sebagai istri, mengerucutkan penyebab dari munculnya ketidaknyamanan pikiran yang biasanya bercokol di dalam otak perempuan. Mungkin teman-teman punya pendapat lain, tapi untuk kali ini ijinkanlah saya menulis apa yang sudah saya rangkum inti masalah untuk beberapa tahun ini.

Pikiran dan hati seorang wanita memang sangat rumit, abstrak, serba penuh asumsi, penuh sebab akibat. Ketika seorang pria berniat menikahi wanita, artinya pria harus siap dengan segala kerumitan pola pikir wanita dan kedalaman perasaan seorang wanita.

Kehidupan pernikahan sangatlah indah. Tentu setiap pasangan ingin terus langgeng sampai ajal menjemput. Tentu menjalani pernikahan tidaklah mudah. Ada hal-hal yang harus dilalui dan pasti akan dialami oleh setiap pasangan, jika lulus ujian maka bisa bertahanlah pernikahan tersebut.

Seperti kata Charles Darwin,
"Bukan yang terKuat atau yang terCerdas, tapi yang mampu Ber-ADAPTASI-lah yang akan bertahan hidup".
Rutinitas menjadi seorang istri ditambah menjadi seorang ibu, selain sangat nikmat, kenyataannya sering juga menimbulkan banyak hal yang mengganggu. Hidup memang pilihan.

Saya rangkum menjadi hanya 2 hal yang menjadi inti masalah (tapi tidak membahas turunan masalah-nya), yaitu :

1. KEBOSANAN AKUT
Pernikahan tidak pernah sama dengan pedekate atau saat-saat pacaran, karena kesibukan, rutinitas dan masalah mengakibatkan makin jarangnya kejutan-kejutan mesra apalagi kebersamaan dengan pasangan. Dari hal-hal tersebut yang akan menyebabkan depresi. Depresi menjadi mood turun drastis, marah, merasa kesal, serba salah, keki, berharap suami bisa menolong, eh, ternyata malah memperparah kondisi, akhirnya berusaha sabar, makin diusahakan bersabar makin ga sabar, apalagi melihat kondisi teman atau orang lain yang "kelihatan" lebih enak (sawang sinawang), kalau diterus-terusin bisa jadi penyakit hati. Akhirnya cari solusi, bagi yang biasa aktiv pasti ingin bekerja atau bikin usaha sendiri. kalau yang biasa punya kehidupan sosial, akan memperbanyak teman dengan perkumpulan arisan dan charity. Bagi yg suka jalan dan fashion, akan jadi fashion addict. Bagi yg suka hal-hal bersifat rohani akan sering ikut pengajian. Inti dari semuanya adalah mencari kegiatan pengalih kebosanan.

2. KETAKUTAN
Dari bosan akut menjadi takut. Didalam hati yang terdalam, setiap perempuan menikah pasti memiliki ketakutan luar biasa, yang bisa di analogikan dengan pertanyaan berikut: "Apakah suamiku akan terus mencintaiku sampai rambutku memutih, kulitku berkerut, badanku rapuh..? Apakah suamiku akan mengingat dan mau menghargaiku sebagaimana pengorbananku sebagai istri sudah merelakan waktu, tenaga, perasaan dan segala yang dipunyai untuk selalu setia, mengandung anaknya, merawat, menjaga, meladeni, melayani suami dan keluarga sampai tua nanti? Perasaan takut ini, selalu ada. Walaupun sudah berusaha selalu berpikir positif tentang suami. Tetap menjaga hati untuk pasrah kepada Yang Maha Kuasa. Ada kalanya selalu muncul. Diakui ataupun tidak, yang bisa jawab adalah hati nurani masing-masing orang. Ketakutan harus dikontrol, soalnya jika tidak pikiran negatif ini akan jadi kenyataan karena semesta akan mendukung. Ketakutan tetap harus dijaga dan diarahkan menjadi hal yang positif yaitu dengan jalan bersikap baik dan respect dengan suami, menjaga penampilan dan menjadi wanita yang mencintai tanpa syarat. Siapa bilang, jadi wanita itu mudah????

Saya bisa menulis ini, karena saya sangat paham kalau menjadi wanita seutuhnya sangat sulit, apalagi mencintai tanpa syarat. Saya melakukan riset. Toh, saran-saran itu masih dalam proses juga untuk saya lakukan. Saya yakin setiap perempuan mencintai suami, anak-anak dan keluarganya. Kadang terjebak dengan 2 inti masalah tersebut. Dampaknya sangat dahsyat looh.. karena turunan masalah dari 2 masalah inti ini bisa sangat beragam, pasangan akan saling balas menyakiti dan bisa berujung dengan makin dinginnya hubungan suami istri. lalu perceraian terjadi. Begitu garis besarnya...



Tanya : Masih ingin bertahan???
Jawab : iya..

Tanya : Ada saran???
Jawab : jelas ada..
Tanya : Apa??
Jawab : Perubahan

Tanya : Siapa yang harus berubah??
Jawab : Diri sendiri


Jangan sekali-kali berharap pasangan menjadi seperti yang kita inginkan sesuai frame yang kita punya, jika tidak dimulai dari diri kita sendiri. 
Contoh:
- ingin punya suami yang perhatian dan suka membelai, maka berilah perhatian duluan ke suami.
- ingin punya istri yang lembut sikap dan perilakunya, maka bersikaplah lembut dengan sang istri
begitu seterusnya.. sangat Logis!!!

still in progress........

Kami pun melakukan perubahan dalam diri.
Perubahan Besar-besaran!!!
Kami saling memperlakukan seperti kami ingin diperlakukan,
Memberikan cinta tanpa syarat, tanpa pamrih.
Karena kami ingin pernikahan kami berlangsung selamanya..
Demi Cita-cita bersama,, dan
Demi anak-anak :)
Have a good life..........

Wejangan dari Almarhum Mama

Wejangan ini terlontar ketika saya masih SMA.
Dulu, saya tidak mengerti akan maksudnya.
Sekarang, saya jadi paham.

Mama mengerucutkan dan merangkum menjadi 2 permasalahan dasar
yang bisa memicu pertengkaran suami istri didalam rumah tangga, yaitu : UANG dan ANAK.

 UANG.
Setiap manusia butuh uang walau uang bukan lah segalanya. Didalam Rumah tangga, uang menjadi masalah vital yang biasa "bikin" ribut suami istri. Kebutuhan yang semakin meningkat, tapi penghasilan yang belum mencukupi. Semakin sibuk, semakin bekerja keras seorang suami, untuk menghasilkan uang yang lebih banyak, mengakibatkan waktu dengan anak dan keluarga semakin berkurang. Toh, ujung-ujungnya karena demi uang.
It's all about the money!!



ANAK.
Hal ini berhubungan dengan pola asuh. Kultur didik suami di keluarganya pasti berbeda dengan kultur si istri dibesarkan. Mungkin juga harapan-harapan suami atau istri ada perbedaan. Membicarakan anak berhubungan dengan sudut pandang. Bisa jadi, bagi sang ayah, pola didik tegas adalah yang terbaik bagi perkembangan anak, sedang si ibu tidak setuju. begitu juga sebaliknya. Pendidikan anak, masa depan anak, anak, anak, anak dan anak. Pada dasarnya, jika menyadari kalau sebenarnya inti dari hal ini adalah karena rasa sayang mereka kepada anak.

Quote : God has a plan for your life <3

Sabtu, 19 November 2011

Pengajian BMDP tema: keluarga sakinah

BMDP kepanjangan dari Budi Mulia Dua Pandeansari. TK tempat hauzan sekolah dan bermain. Kebetulan setiap sebulan sekali diadakan pengajian rutin yang diselenggarakan oleh ibu-ibu wali murid yang bertugas. Sabtu kemarin tanggal 19 November 2011, pengajian diselenggarakan dan diusung tema keluarga sakinah.

Ustad pemberi ceramah adalah petugas KUA Kota Gedhe Jogjakarta, beliau menginformasikan kalau seminggu sebelum masuk bulan puasa tahun ini,  tercatat ada 79 pasutri yang melaporkan gugat cerai dalam waktu seminggu. Menurut beliau, itu yang terbanyak sepanjang sejarah beliau bekerja di KUA.

Yang namanya gugat cerai, tentu saja bukan pihak suami, melainkan istri-istri yang memutuskan ingin bercerai. Disebutkan, paling banyak alasan dari gugatan tersebut karena suaminya 'berselingkuh'. Bahkan sampai, salah seorang Profesor Psikologi bidang keluarga melakukan penelitian, apa ciri-ciri orang berselingkuh. Satu dari kelima ciri yang paling dominan adalah tingkat ibadah sang suami mulai menurun untuk Agama apapun.

Yang menjadi pertanyaan menarik yaitu kenapa para suami menjadi berselingkuh?

Sang Ustadz menginfokan sebenarnya ada hadist yang inti dari artinya:
"Seorang istri harus menjadi Pelacur untuk suaminya."

Suatu hari sang ustadz, pernah mau ceramah di masjid dekat pasar kembang Jogjakarta. Dari situlah beliau belajar dan bisa memberikan advice bagaimana sebagai istri harus bersikap ke suami. Pertama kali masuk ke area tersebut, langsung disambut dengan keramahan yang luar biasa, para wanitanya sangat wangi, dan berani menawarkan diri. Belajar dari hal tersebut, adapun advicenya:

1. Istri harus selalu ramah kepada suami. Menjadi genit dan menggoda kepada suami lebih berpahala, looh..


2. Istri harus selalu wangi. Ini penting sekali, kadang istri tampil cantik dandan ketika mau keluar rumah, tapi kalau dirumah bau minyak angin. Dandan untuk suami juga berpaahala..


3. Istri belajar menawarkan diri kepada suami. Menjadi agresif kepada suami, tanyakan "sekarang atau nanti, pa.." hehehe... ;p 


4. Walau punya 10 rewang/asisten rumah tangga, biasanya suami lebih suka diladeni oleh sang istri... makan masakan istri, minum teh/kopi buatan istri, dtemani makan oleh istri, kalau perlu disuapin sama istrinya.. dipijetin istrinya.. ditemani nonton bola sama istrinya.. subhanallah pahalanya.. :D


Insya Allah, suami akan selalu setia dan menikmati pernikahan. Begitu saran dari sang Ustad.,,

Ustadz punya tetangga setengah tidak waras, bukan ustadzah bukan juga orang penting tapi kisah dari beliau membuat banyak istri-istri lain akan menangis. Begini ceritanya:

Suatu hari, suaminya yang seorang pegawai, pulang sekitar jam 9. Kebetulan si istri sudah mulai ngantuk dan kecapekan dengan aktivitas rumah tangga dan anak-anaknya. Maka tertidurlah si istri dan anak-anaknya dengan pulas. Sang suami masih nonton acara televisi lanjut acara bola. Ditengah malam, mungkin si suami merasa lapar ingin dibuaatkan mie instan. Maka dibangunkanlah sang istri. Reaksi istri, dengan kesal langsung marah, ngomel, maki-maki, dan menuding-nuding. kemudian setelah puas, si istri tertidur lagi. Saat adzan subuh tiba, si istri terbangun dan merasa bersalah karena sudah marah kepada suami, ingin menebus kesalahan dan ingin menanyakan ke suami, masih lapar dan mau dibuatkan mie instan rebus atau goreng. Suami yang tertidur diatas sofa, ditepuk-tepuk dibangunkan. Berkali-kali tidak juga bangun, ternyata suaminya sudah meninggal. Istri menangis menyesal seumur hidupnya. Setiap hari, setiap bertemu istri-istri, dia akan berkata, "Kalau suaminya minta sesuatu, segera dibuatkan dan segera dilakukan ya bu... jangan seperti saya, marah-marah, akhirnya menyesal karena tidak bisa memberikan permintaan terakhir suami."

Ustadz pun memberikan ciri suami yang baik adalah (justru) kalau kita para istri marah, dan ngelunjak maka suami akan lebih marah dan lebih galak. Justru perlu dikhawatirkan punya suami yang pendiam dan menahan marah jika istrinya marah, ngomel atau bersikap 'aneh-aneh' atau menyebalkan menurut suami, karena ada 2 kemungkinan yaitu selingkuh atau punya penyakit jantung.

Sebenarnya, tidak ada yang namanya wanita penggoda suami, jika para istri bisa menggoda suaminya sendiri.... Setiap keluarga pasti selalu ingin pernikahannya langgeng, semoga pesan moral dari ceramah ini bisa dijadikan pelajaran berharga untuk para istri..

 Semoga bermanfaat :)

Saya Sedih dan Marah

Saya punya masalah dengan amarah. Saya termasuk orang yang panikan, tidak sabar dan sangat pemikir. Di blog ini, saya bercerita apa adanya, sebagai jalan untuk lebih meringankan beban pikiranku karena hampir semua hal dipikirkan. Biasanya sambil menulis, saya belajar menemukan solusi, langkah-langkah dan pelajaran yang bisa saya petik supaya dapat dijadikan prinsip serta pedoman untuk menyelesaikan masalah saya untuk saat ini. Bukankan semakin bertambah umur, semakin banyak pengalaman maka cara mengatasi  masalah pun akan berkembang? :)Saya pernah berdiskusi dengan seseorang yang sangat spesial (bagi saya.red) tentang respon diri saat mengatasi masalah, amarah, kecewa dan kesedihan. Kebetulan, orang yang saya ajak diskusi ini (sebut saja Mr. Y), adalah orang yang memiliki 'sumbu pendek'. Kejadian apapun, entah siapapun orangnya, sebab akibatnya bagaimana sampai terjadi masalah (menurut Mr.Y) yang membuat sumbunya tersulut, maka Mr. Y akan langsung meledak. Ledakannya tidak dapat dibedakan untuk masalah yang kecil, sedang atau besar, semuanya sama, semuanya eksplosif. Baginya, menyelesaikan masalah dengan amarah saat itu juga, akan melegakan hatinya, daripada menyimpan uneg-uneg bikin sakit maag nya kambuh. Berbeda dengan saya, 180 derajat jauh berbeda. Ketika saya ditimpa suatu masalah baik yang remeh temeh maupun besar. Respon awal saya, pasti diam dan menganalisis. Ini yang menarik menurut Mr Y, saya menganalisis masalah sekaligus orangnya. Dalam diri saya, saya menilai apakah masalah yang diributkan cukup tergolong kategori worth it untuk diributkan? Jika iya, saya pasti akan mengakui kesalahan, meminta maaf dan berusaha menjadi lebih baik. Jika tidak, saya mulai berpikir, kenapa masalah seperti ini bisa membuat anda sebegitu marah? kan bisa dibicarakan dengan cara yang lebih baik dan santai.. lalu saya tidak merespect orang yang meributkkan hal sepele tersebut. Kemudian, saya pun menilai orang tersebut. Saya punya pendapat, kalau semakin tinggi kualitas seseorang, semakin tinggi tingkat keimanan seseorang dan semakin banyak pengetahuannya, maka orang tersebut tidak akan meributkan hal-hal sepele, remeh temeh dan apalagi yang masih bisa ditoleransi, kecuali masalah SARA itu baru masalah besar. Ketika, menahan gejolak marah karena diusik oleh pola pikir negatif orang lain, tidaklah mudah, karena saking kesalnya lalu saya pun akan menangis dalam diam. Saya pernah menahan marah selama bertahun-tahun, dalam hati selalu berkata "ikhlaskan..ikhlaskan..." tapi tidak pernah ikhlas. Dalam Islam, semua permasalahan dan pertanyaan sudah ada jawabannya yaitu Al-qur'an dan hadist. Lihat Nabi Muhammad SAW, ketika dicaci maki, direndahkan, dilempari kotoran dan dihina, beliau tetap saja membalas dengan kebaikan. Saya yakin semua orang yang tau kisah ini, sadar kalau itu memang cara yang paling benar: membalas kejahatan dengan kebaikan maka semua akan menjadi baik. Tapi, kebanyakan orang juga pasti akan merasa buntu dan stagnant diposisi depresi menahan amarah dan kecewa. Tidak tahu bagaimana pola berpikir yang tepat untuk bisa membalas hal buruk dengan kebaikan hati. Betapa, tingkat keimanan saya masih sangat rendah.. :(Saya beribadah dan berdoa untuk diberikan kelegaan hati, tapi sekarang saya baru sadar kalau Allah menginginkan saya untuk berfikir dan mencari cara yang bijak untuk melegakan hati, mengikhlaskan dan keep moving forward. Karena ikhlas itu adalah proses, tidak serta merta diberikan oleh Allah dalam satu kali doa. Saya masih harus banyak belajar dan berlatih untuk berdamai dengan diri sendiri. Saya selalu memikirkan dampak jika saya marah, dan saya selalu merasa menyesal luar biasa jadi membiarkan amarah itu keluar tanpa kontrol. Saya harus belajar menyikapi masalah dan mengeluarkan kata apa yang mesti saya ucapkan dengan tepat dan pas untuk mengungkapkan isi hati. Saya baru saja menyadari, kalau dalam diri masing-masing individu ada satu titik monster marah dalam hati. Itu analoginya. Monster ini sangat menikmati rasa adiksi ketika marah, baginya sangat nikmat, semakin dia marah maka semakin bertambah besarlah si monster. Didalam diri kita, juga ada pasukan patroli yang akan membela  diri  kita, biasanya itu adalah pembelaan ego. Si pasukan patroli (pembelaan ego) ketika menyadari kalau ada monster marah yang mulai mengganggu stabilitas kerajaan (hati kita), maka akan melakukan aksi tegas dan keras untuk mengusir si monster marah. Bukannya pergi, si monster malah bertambah besar, semakin jelek bentuknya, semakin bau dan menjjijikkan. Pasukan patroli si pembela ego akan semakin gusar dan semakin keras sikapnya, lalu semakin besarlah si monster, dan semakin merusak kerajaan (hati).Nah, biasanya sang raja yang bijak (hati nurani), jarang sekali muncul kepermukaan, biasanya semakin diabaikan maka sang raja akan jarang tampak duduk memantau kondisi kerajaan. Tapi, jika sering disapa, dihormati, dan dibutuhkan maka sang raja dengan suka hati akan  selalu memberikan perhatian lebih kepada kerajaan. Anggap saja, diri kita sedang ingin dekat dengan sang raja, bagaimana caranya? akuilah kalau diri kita sedang sedih dan marah, sedang kecewa, sedang menderita. Katakan selamat datang dengan rasa sedih, rasa marah dan rasa sakitnya. Relakan sakit itu, terimalah dengan tangan terbuka. Lalu raja pun akan keluar, tersenyum penuh kasih dan tanpa diminta akan mengatasi monster marah dengan cara yang sangat bijak. Raja sangat paham bagaimana harus bersikap kepada si monster  marah, yaitu dengan cara memperlakukannya dengan baik, dengan ramah,  dengan sukacita, dengan senyum bahagia. Monster marah yang merasakan hal-hal baik pelan-pelan akan menyusut badannya, semakin kecil, terus mengecil sampai akhirnya akan lenyap. Ini bukanlah hal yang konyol atau  payah. Jika pembaca masih merasa kalau analogi seperti ini tidak  masuk akal, atau tidak ingin mencobanya karena berfikir berbuat baik kepada orang yang sudah jahat ke kita atau berbuat baik kepada diri sendiri yang sedang diliputi kemarahan adalah perbuatan hina yang merendahkan diri, berarti pasukan patroli Anda ber-kudeta dan berkuasa melebihi sang raja. Saya juga baru mempelajari tentang hal ini, masih butuh belajar dan berlatih untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Mari belajar berdamai dengan diri sendiri :)Semoga bermanfaat :)


Quote : The only size that matters is the size of your heart

Kamis, 17 November 2011

G.O.S.S.I.P

Saya memiliki seorang kakak yang selama beberapa tahun sejak saya mengenalnya bahkan sampai sekarang, beliau selalu rajin dijadikan bahan gosip. Kebetulan karakter beliau memang pendiam. Jadi, orang-orang makin bersemangat menyebarkan cerita. Tapi, lambat laun (setelah bertahun-tahun derita), orang-orang mulai "berfikir" (syukurlah kalau punya otak) siapa yang salah siapa yang benar. Apalagi, beliau tidak pernah membalas dengan menyebar cerita buruk juga, melainkan dengan sikap cuek, tetap hormat-respect kepada orang lain (apalagi si penyebar gossip), menunjukkan progres diri dengan prestasi serta selalu mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.

Sebelum saya menulis tentang GOSSIP. Saya tekankan, kalau saya pernah menjadi tiga-tiganya dari tiga hal yang membuat gossip menjadi semakin eksis. Testimoni pribadi, kondisi paling tidak menyenangkan diawal sampai akhir adalah menjadi korban gossip. Dan ternyata, mau kondisi di kampung atau di kalangan elit, mau tingkat pendidikan biasa bahkan berpendidikan tinggi, dimanapun, selama kita hidup bersosial, kita akan bertemu dengan gossip..



Sadarilah, ternyata ada tiga hal yang membuat gossip menjadi semakin eksis, yaitu:


1. Adanya orang yang mencetuskan 'gossip'


2. Orang yang mendengar gossip,


3. Sikap orang yang menjadi korban dari munculnya gossip tersebut.



Dalam kehidupan bermasyarakat dan sosial, gossip biasanya di titikberatkan pada kebiasaan wanita yang kebetulan lebih suka 'sharing' daripada memecahkan masalah. Wanita biasanya berharap banyak dari proses 
'sharing' dapat meringankan masalah yang diderita, biasanya lebih suka untuk didengarkan berbagai macam  uneg-uneg nya. Kadang saking semangatnya bercerita sampai lupa akan solusi dan langkah-langkah yang  seharusnya diambil supaya masalah cepat selesai. 


Pria sebenarnya juga suka ber-gossip, untuk tujuan tertentu. Ada politik yang terkandung didalam gossip  antar pria, biasanya berhubungan dengan karakter dan nama baik. Maka dari itu, biasanya para pria  (terutama suami) kurang begitu setuju jika memiliki pasangan yang senang untuk 'ber-gossip atau sharing  atau berbagi kisah'. Mereka khawatir, jika efek dari "sharing' itu berbuntut 'ga enak'. Mereka (pria) lebih  tertarik dan terfokus pada penyelesaian masalah dan diusahakan  yang "win-win solution".


Adanya orang yang mencetuskan gossip. Biasanya bermula dari pemikiran, asumsi, ekspektasi berlebih  yang tidak sesuai dengan kenyataan. Lalu diceritakan. Dilebih-lebihkan untuk mendapatkan 'atensi'.  Biasanya, orang yang gemar mencetuskan gossip adalah orang-orang yang butuh perhatian lebih, tidak 
dewasa karena sibuk menyalahkan sekitar, keadaan dan orang lain. Orang tersebut menganggap kalau dirinya lebih baik dari pada (misalnya) orang lain. Maka akan muncul kata-kata, "SEHARUSNYA KAN  DIA... BLA,, BLAA,, BLAA...". Orang seperti ini biasanya adalah orang yang tidak punya kerjaan, karena tidak ada hal lain yang bisa dia kerjakan dan pikirkan selain berpikir negatif terhadap sekitar. 


"Hmm... SEHARUSNYA, dia kan bla, bla, bla..."

Orang yang mendengar gossip. Sebenarnya disinilah kunci utama jika mendengarkan berita atau gosip.  Pendengar gossip mempunyai 4 pilihan, yaitu: 
 1. Mencari-cari bahan pembicaraan lalu menyebarkan gossip yang baru didengar.



2. Terpengaruh dengan gossip, lalu setuju cerita dari satu pihak, meyakininya seolah-olah pernah mengalami.


3.  Menyampaikan cerita/gossip/asumsi kepada orang yang sedang digosipkan



4. Tidak terpengaruh dengan gossip, apalagi info dari satu pihak saja, memberikan argumen yang positif kepada pencetus asumsi, dan cerita berhenti sampai disitu. 

Sikap orang yang menjadi korban dari munculnya gossip tersebut. Paling tidak enak berada diposisi ini, biasanya orang yang digosipkan akan shock merasakan perubahan lingkungan terhadapnya. Biasanya juga, orang yang digosipkan "tidak mengerti'  letak kesalahannya sehingga bisa dijadikan topik gossip. Awalnya pasti akan merasa sedih, kepikiran, depresi. Tapi lambat laun, akan berusaha mengatasi masalah. Belajar dari kakak yang biasa jadi bahan gossip itu, akan lebih baik jika menyikapi gossip yang ditujukan kepada kita dengan cara :

1. Tenang dan tetap berprestasi


Pasti mengenal Agnes Monica. Beliau kan juga sering diterpa 
gossip, perhatikan bagaimana caranya me
nanggapi gossip tersebut, pastilah dia tetap tenang dan terus mengukir prestasi. Sekarang, setelah cita-cita  go international (yang sempat dianggap remeh) terwujud, semua orang bangga dan ingin mengenal dekat  dengan Agnes Monica.


2. Tetap menjaga hati dan memberikan yang terbaik untuk semua orang termasuk yang sudah  jahat ke kita. 




Melakukan hal ini memang tidak mudah, tapi jika kita yakin bisa pasti akan bisa.. Hal inilah yang menjadikan kita berbeda, hebat dan luar biasa dibanding orang-orang kebanyakan.


3. Dekatkan diri dengan Yang Maha Kuasa. 



Kepada siapa lagi tempat berkeluh kesah kalau bukan kepada Allah. Dia-lah sang pemilik hidup, Yang  Maha Benar, Yang Maha Melihat. Dia tentu tidak tidur, jadi akan membantu hambanya menemukan kondisi  terbaik menurut-Nya.


Keep SMILE..!!!!


Quote for the day : Remember there are two sides to every story, and if you are not willing to listen to both sides, don't be so quick to make your judgement on what you have heard

Hypnoterapist berbicara tentang maturity (kedewasaan)

Beberapa hari yang lalu, saya berdiskusi dengan seorang teman yang berprofesi sebagai hypno-terapist. Beliau masih muda (umur sekitar 35 tahun), seorang ibu dari 2 orang anak (PG dan TK). Background bukan dari Psikologi apalagi kedokteran bukan juga bidan tapi FISIP. Beliau berhasil memberikan terapi menggunakan hypno untuk mengatasi keluhan, trauma, masalah apapun, bahkan penyakit tanpa obat sampai tuntas!!. Seperti Hypno-birthing, hypno-slimming, hypno-laktasi, hypno-beauty, hypno-parenting, hypno-couple, dan masih banyak hypno-hypno lainnya. Beliau merintis usaha klinik hypnoterapi di Jogjakarta. Menjadi dosen di FKG UMY. Menyelenggarakan seminar-seminar. Melihat pertemuannya dengan suami hanya seminggu sekali ternyata beliau sangat survive. Sekarang, beliau mulai dikenal dan 'sibuk' menjadi pembicara. Saya sangat tertarik dengan Ibu satu ini, She's very inspiring me :)

Diantara jadwalnya yang padat, saya berkesempatan untuk bertemu, ngobrol dan sharing secara personal. Mengenal pribadi beliau lebih mendalam, wajar kalau ternyata "Dia hanya manusia biasa" - Beeerrrrrkali-kaliiiiiii, ketika saya adore kepada seseorang, dan ternyata memiliki kekurangan, saya merasa sangat kecewa, tapi pengalaman mengajariku untuk lebih memanusiakan sosok idola, menyadari kalau seorang idol tetaplah manusia, membuatku berprinsip: "BENCILAH PADA SIFAT/KEBIASAANNYA (keep it for your self and learn-berfikir 'cukuplah saya kenal bagaimana kamu dan saya sangat paham kalau itu tidak baik), BUKAN PADA ORANGNYA!!!".

Kami berbincang lumayan lama, beliau terus menerus menganalisa saya. Entah apa yang terlintas dipikirannya, hahaha... :D :D :D ngeri kalau nge-bayangin gitu.. satu hal yang pasti, kami sangat berbeda karakternya. Bukankah perbedaan justru membuat dunia lebih berwarna dan indah bagai pelangi??  :) :) :)

Sampailah beliau di topik kedewasaan, ini yang menarik menurut saya, karena saya baru mendengar tentang hal ini. Menurut beliau :
"Kedewasaan seseorang baru ter-upgrade dengan cepat ketika menikah dan kehilangan orang-orang terkasih (seperti orangtua, saudara kandung, dan anak). Bukan dari umur, seseorang dikatakan dewasa. Walaupun diusia yang masih sangat muda, seseorang sudah menikah atau merasakan kehilangan, secara otomatis dia akan menjadi dewasa. Kenapa? karena pernikahan dan kehilangan menuntut banyak hal, salah satunya adalah adaptasi dan cara pengatasan masalah".
"Contoh dalam pernikahan, seseorang akan belajar mengatasi masalah dan adaptasi kepada suami, anak, orangtua sendiri, mertua, ipar, keluarga besar, masyarakat dsb. Semakin besar tanggung jawabnya, Semakin lama pernikahan maka semakin kompleks permasalahannya".
"Orang berumur 30 tahun yang belum menikah tidak bisa disamakan tingkat kedewasaannya dengan seseorang berumur 22 tahun yang sudah menikah. Orang berumur 40 tahun yang belum memiliki anak tidak bisa disamakan tingkat kedewasaannya dengan seseorang berumur 25 tahun yang sudah punya anak. Sebenarnya, semua akan merasakannya masalah yang sama dalam pernikahan  hanya view-nya yang berbeda. View dipengaruhi umur, pendidikan, dan pengalaman sosial".  
"Misalnya, kita bicara masalah uang. Orang yang belum menikah memandang uang hanyalah untuk dirinya sendiri, untuk hal-hal yang terlintas dipikirannya (positif-negatif), bisa saja dihabiskan dalam waktu beberapa jam; bisa juga ditabung untuk gadget-gadget, spa, salon, tas, dsb. Tapi seseorang yang sudah menikah apalagi memiliki anak, akan memandang uang menjadi ssssaaaangaaaatttt kompleks: untuk susu anak, masa depan keluarga, membangun rumah, untuk menyenangkan hati pasangan,  dsb".
"Semakin muda untuk memulai pernikahan, sebenarnya banyak juga keuntungannya (bagi yang bertanggung jawab dan komitmen), karena makin cepat untuk mencapai kesuksesan hidup. Pasangan yang menikah diusia (misal) 21 tahun, diharapkan bisa sukses ketika umur (minimal) 30 tahun - (maksimal) 35 tahun. Pasangan yang menikah diusia (misal) 27 tahun, diharapkan bisa sukses ketika umur (minimal) 35 tahun - (maksimal) 40 tahun. Begitu seterusnya." 
Hmm... teringat dengan sahabat-sahabat yang belum mendapat jodoh di usia lebih dari 25 tahun, isi blog ini saya harap tidak akan mengecilkan hati kalian... Kita bisa sharing solusi kok "when u get married, soon" amien.... :D :D Cheers!!!!

Quote of the Day : The Will of God will never take you where the Grace of God cannot protect you. Always remember: If God brings you to it, He will bring you through it ♥

Senin, 14 November 2011

Pikiran kita adalah keajaiban terbesar di alam semesta.



PIKIRAN anda dpt melihat segala sesuatu yg dapat dilihat oleh mata, dan juga dpt melihat melampaui apa yg tampak dengan melalui imajinasi. Pikiran juga dapat mengetahui adanya suara, yang mana mata tidak dapat melihatnya, dan menyadari sentuhan, baik yang nyata maupun yang ciptaan impian.

PIKIRAN Anda pun dapat mngetahui apa yg berada di;luar jangkauan pancaindra Anda. Karena segala sesuatu yg dapat diketahui dapat masuk ke dalam pikiran Anda, maka pikiran anda pastilah hal terbesar di dunia. Pikiran memuat segalanya.



PIKIRAN tidak bisa berada di dalam ruang tiga dimensi, tetapi ruang tiga dimensilah yg berada di dalam pikiran. Pikiran merupakan hal terbesar di dunia, didalamnya terkandung alam semesta.



PIKIRAN Andalah yg merupakan hal terbesar di dunia.

Quote: kebijaksanaan bukanlah pembelajaran, tetapi melihat dengan jernih apa yang tidak dapat diajarkan.

Minggu, 13 November 2011

Cara Mencintai Diri Sendiri

‎"Ooh … alangkah panjangnya kesedihan orang yang tak bisa

memaafkan dirinya sendiri." Mario Teguh




Setiap orang pasti pernah merasa bersalah dan menyalahkan dirinya sendiri.


Saya termasuk orang yang perfeksionis, dan jika tidak sesuai harapan dan target maka 


aku akan selalu sibuk menyalahkan diri sendiri, apalagi ada orang yang ga 


sengaja menyalahkan juga, bisa tambah ngedrop kondisi mentalku.






Akhirnya saya berpikir bagaimana caranya supaya saya bisa lebih mencintai diri sendiri.


salah satunya menjadi narsis, dan pernah saya lakukan.. ternyata tidak bertahan lama,


walau menjadi narsis adalah cara cepat untuk mencintai diri sendiri.


Untuk beberapa saran dari sahabat untuk bersikap "cuek sajalah", ga mempan


saya butuh cara konkrit, sampai detik ini saya terus mencari.


adapaun salah satu cara mencintai diri sendiri, justru saya dapat dari buku yang


disusun oleh Leo Tolstoy tentang 3 pertanyaan kaisar.


Dahulu kala, seorang kaisar sedang mencari sebuah falsafah hidup.
Dia memerlukan kebijaksanaan sebagai pedoman dan untuk mengembangkan dirinya. Agama dan falsafah yang ada pada saat itu tidak memuaskannya. Jadi dia mencari falsafahnya sendiri melalui pengalaman hidup.
Akhirnya, dia menyadari bahwa dia hanya memerlukan jawaban atas tiga pertanyaan mendasar. Dengan tiga jawaban ini, dia akan mendapatkan semua pedoman kebijaksanaan yang diperlukan. Tiga pertanyaan dan jawaban itu adalah:
1. kapankah waktu yang paling penting? SAAT INI
2. Siapakah orang yang paling penting? ORANG YG SEDANG BERSAMA KITA
3. Apakah hal yang paling penting untuk dilakukan? PEDULI
coba direnungkan, waktu yg paling penting adalah SAAT INI, jika anda ingin minta maaf, katakan sekarang. Jika Anda ingin mengatakan sayang kepada orang tua katakan sekarang. Jika anda ingin mengucapkan terimakasih kepada pasangan katakan sekarang. raihlah momennya.

ORANG YANG SEDANG BERSAMA KITA bisa saja anak kita, pasangan, orangtua, orang asing, rekan kerja, teman, sahabat dsb.. cobalah perlakukan orang tersebut layaknya orang penting, efeknya akan berbeda. Coba direnungkan, padahal org yg paling sering bersama kita adalah diri kita sendiri. cobalah disapa, diajak komunikasi, dan hibur diri sendiri.. itulah cara anda bisa mencintai diri anda sendiri. Dan menjadikan diri sendiri bukan sebagai musuh terberat tetapi adalah sahabat terbaik anda.

Menjadi PEDULI berarti memedulikan dan berhati-hati. mereka merasakannya. mereka mengetahuinya. mereka menanggapinya.

Be wise..