Minggu, 06 November 2011

Pencerahan dari seorang Ustad dan seorang Biksu

Saya sebenarnya adalah orang yang sangat open-mind dan mencinati kebebasan,
Kebebasan ada 2 jenis, yaitu bebas memiliki keinginan dan bebas dari rasa ingin.
Bukan karena saya orang Islam lalu saya tidak berusaha menghargai dan mempelajari ajaran agama lain.
Dari keseluruhan agama yang beraneka ragam tersebut, mereka mengajarkan satu hal yang sama yaitu "CINTA".


Saya membaca buku Laa Tahzan atau buku karangan Ippho santosa, atau novel islami karangan Kang Abik, Biografi orang-orang hebat, ataupun buku-buku motivasi. Sangat menginspirasi dan menyejukkan. Tapi, kadang saya butuh step-step konkrit untuk bisa menuju kebahagiaan sejati di dunia dan di akherat. Bukan hanya dari sisi spiritual seperti, mengaji, sembahyang atau sedekah. Saya butuh lebih banyak penjelasan. Maka saya pun belajar, berteman dengan orang-orang hebat dan banyak membaca.

Seperti kata suamiku kepadaku berulang-ulang:
"Seseorang dapat dilihat kualitasnya berdasarkan buku apa yang dia baca dan siapakah orang yang dekat dengannya"

Perkenalkan, Foto di kanan ini adalah Ustadz Budi, Pemilik sekaligus penanggung jawab Panti Asuhan Sinar Melati di Yogyakarta. Beliau adalah Bapak saya selama saya merantau di Jogjakarta. Beliau sangat sayang kepada saya. Alhamdulillah, saya anggap bisa dekat dengan orang yang sangat religius itu sebagai barokah dari Allah.

Pada suatu ketika, saya mengalami mental "kehajar", dan di suatu malam, Ustadz menelpon saya untuk menanyakan kabar. Maka keesokan harinya, saya datang kerumah sekaligus salah satu panti milik beliau. 

Disanalah, saya mendapat wejangan yang jujur saja masih butuh cara dan langkah-langkah untuk bisa sampai level sejauh itu (baca: ikhlas, iman dan taqwa). 
Beliau berkata:
"Di usia Nita yang masih sangat muda, dan banyak mengalami cobaan. Seharusnya, bisa berbahagia. Karena pada saatnya nanti, kamu akan sangat bermanfaat untuk orang banyak dan bahagia. Kamu akan terus belajar menghadapi cobaan-cobaan itu, dan cobaan itu akan terus meningkatkan keimanan Nita.... segala macam, cobaan, fitnah, gosip, caci maki, dan kondisi yang menurut Nita menyakitkan.. itu adalah cara Allah untuk menyayangi Nita dan menghapus dosa-dosa Nita. Walaupun Nita menghadapi cobaan tersebut dalam kondisi sabar ataupun tidak, Insya Allah dosa akan dihapuskan. Tapi akan lebih baik jika Nita bersabar. Nita cukup ikuti saja kehendak Allah, karena pasti allah akan membantu Nita. Semua cobaan dan keadaan akan berlalu. Suatu saat, Nita akan mengerti".
"Beberapa waktu yang lalu, saya habis dimarahi didepan umum oleh seseorang yang tidak mengenal saya. Seharusnya, kan jika dalam kondisi seperti itu, kebanyakan orang akan tersinggung. Entah kenapa, saya justru merasa bahagia dan senang. Saya malah tertawa ketika itu." 
Saya pun pulang dalam tanda tanya besar, "bagaimana saya bisa meraih level setinggi dan semulia itu, jika kondisi sekarang masih tidak dapat terselesaikan?"

 
Sedangkan beliau ini, adalah Ajahn Brahm. Beliau adalah seorang Biksu. Teman-teman bisa lebih dekat dengan beliau jika membeli buku "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya". Jika, teman-teman sudah pernah membeli bukunya, maka bacalah isinya sangat menginspirasi.





Ada satu judul yang lumayan pas dengan kondisi saat ini, yaitu: "Gundukan Pupuk Kandang". Beliau menjabarkan dan memberikan gambaran tentang "Gundukan Pupuk Kandang" diibaratkan sebagai masalah atau kemalangan. Ada 2 cara merespon timpaan "Gundukan Pupuk Kandang", cara pertama adalah membawa kotoran itu kemana-mana bersama kita. cara kedua, adalah 'mengubur kotoran', itu adalah pekerjaan yang harus kita lakukan sendiri; tidak ada yang dapat membantu kita. 

Ketika kita telah mengenal rasa sakit yang tragis, pelajarilah pelajaran yang diberikannya, dan tumbuhkan taman kita, lalu kita dapat merangkulkan lengan kita kedalam tragedi yang mendalam dan berkata, dengan lembut, "Aku tahu". Mereka akan tahu bahwa kita telah paham. Belas Kasih dimulai.
Sekarang menjadi jelas bagi saya bahwa biksu-biksu yang relatif tidak tertimpa banyak kemalangan, yang memiliki sedikit kotoran untuk dikuburkan, adalah mereka yang tidak menjadi guru-guru hebat. Adalah biksu-biksu yang mengalami kesukaran yang besar, dengan diam menguburkannya, dan datang dengan tanaman yang subur, adalah mereka yang menjadi guru-guru hebat. Mereka semua memiliki kebijaksanaan, ketenangan, dan welas asih; tetapi hanya mereka yang memiliki kotoran lebih banyaklah yang dapat membaginya kepada dunia. 
Maka bila suatu ketika terjadi tragedi dalam hidup Anda, anda dapat berkata, "Cihuuy!! Aku dapat banyak pupuk untuk tamanku!" 

Life is like a Roller Coaster
It has its ups and downs
But Its your Choice to
Scream or Enjoy the Ride


<3<3<3<3<3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar